FC St Pauli, Klub Kiri yang Bakal Ramaikan Bundesliga 2024/2025

Memuncaki klasemen sementara Bundesliga 2 Jerman 2023/2024 yang menyisakan satu pertandingan lagi, FC St Pauli dipastikan bakal naik kasta ke liga utama Jerman musim depan. Ada yang unik dari klub ini selain fakta keberhasilan promosi mereka. Mulai dari penunjukan pelatih muda hingga ideologi kiri yang dianggap banyak orang tak bakal berhasil di tengah gempuran kapitalisme.
Siapa orang-orang di balik St Pauli? Lantas bagaimana mereka bisa mempertahankan relevansinya hingga sekarang? Simak seutas sepak terjang St Pauli, klub kiri yang bakal ramaikan Bundesliga 2024/2025 melealui artikel berikut!
1. St Pauli bermarkas di kawasan yang identik dengan kaum marginal dan progresif di Hamburg
Markas FC St Pauli, Millerntor-Stadion berada di kawasan Kiez, Hamburg, Jerman. Lokasinya tak jauh dari Jalan Reeperbahn yang bila merujuk pada situs-situs panduan wisata berjuluk red-light district alias kawasan hiburan malam. Markas mereka juga tak jauh dari Hafenstrasse, yakni daerah pemukiman yang diisi mahasiswa, aktivis sayap kiri, dan kelas pekerja.
Hafenstrasse adalah salah satu wilayah di Jerman yang jadi pusat squatter movement pada 1980-an. Merujuk tulisan Ballesteros-Quilez, dkk. berjudul 'Counter Hegemony, Popular Education, and Eesistances: A Systematic Literature Review on the Squatters’ Movement', dalam jurnal Frontiers in Psychology, squatter movement adalah sebuah gerakan akar rumput menuntut pembebasan lahan privat untuk kebutuhan pemukiman umum. Di Jerman ini terjadi karena banyak apartemen yang dibiarkan kosong, padahal kebutuhan akan papan meningkat.
Dengan latar belakang itu, tak heran bila FC St Pauli pun identik dengan kelompok progresif dan marginal. Apalagi, mereka hadir dengan konsep milik komunitas. Sama dengan Bohemian FC di Irlandia, FC St Pauli mengeklaim dimiliki dan dioperasikan oleh penggemar. Ini bertolak belakang dengan Hamburger SV, klub yang sampai sekarang masih jadi yang terkaya dan tersukses asal Hamburg. Hamburger SV beberapa kali mengalami pergantian kepemilikan. Mayoritas saham mereka sempat dimiliki seorang pebisnis makanan kemasan bernama Klaus-Michael Kühne.