Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Potret kantor FIFA di Indonesia. (IDN Times/Tino).
Potret kantor FIFA di Indonesia. (IDN Times/Tino).

Intinya sih...

  • FIFA menolak banding FAM terkait manipulasi data tujuh pemain naturalisasi Malaysia.

  • Komite Banding FIFA memperkuat hukuman terkait pelanggaran serius pengubahan dokumen kelahiran.

  • FAM mengajukan banding, namun FIFA menilai adanya pelanggaran struktural bukan kesalahan administratif.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Krisis besar melanda sepak bola Malaysia. FIFA secara resmi menolak banding Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) terkait kasus manipulasi data tujuh pemain naturalisasi.

Alih-alih meringankan hukuman, Komite Banding FIFA justru merilis putusan lengkap yang mempertegas pelanggaran serius terkait pengubahan dokumen kelahiran yang digunakan dalam proses naturalisasi.

Dalam keputusan tertulis yang disampaikan FIFA, terungkap dokumen tujuh pemain tersebut mengalami modifikasi yang dilakukan secara sadar oleh FAM. Perubahan itu dilakukan saat federasi menunggu verifikasi resmi dari pemerintah Malaysia.

1. FAM mengklaim, manipulasi tersebut terjadi tanpa sepengetahuan komite eksekutif dan sekjen

FAM mengklaim, manipulasi tersebut terjadi tanpa sepengetahuan komite eksekutif dan Sekretaris Jenderal, Datuk Noor Azman Rahman. Namun, dalam dokumen FIFA justru dimuat pengakuan Noor Azman, yang menyebut adanya intervensi administratif pada sejumlah salinan akta kelahiran.

“Saya mengakui anggota administrasi FAM menangani dan memformat ulang beberapa salinan akta kelahiran dan dokumen pendukung sambil mengumpulkan berkas kelayakan lengkap. Termasuk konten yang diubah dalam sertifikat yang diberikan agen,” ujar Noor Azman dalam putusan tersebut.

"Langkah-langkah ini bersifat administratif dan tidak dimaksudkan mengganti dokumen resmi apa pun," lanjut pernyataan FIFA.

2. Komite Banding FIFA menilai bukti menunjukkan pelanggaran struktural

Meski ada pengakuan tertulis, FAM tetap mengajukan banding. Mereka berargumen pengubahan data tidak otomatis membuat federasi harus menanggung tanggung jawab penuh. FAM juga menegaskan, tindakan itu tidak berkaitan dengan upaya sistematis untuk menipu prosedur FIFA.

Namun Komite Banding FIFA menilai bukti justru menunjukkan adanya pelanggaran struktural, bukan sekadar kesalahan administratif.

Kasus ini bermula dari laga Malaysia vs Vietnam pada 10 Juni 2025. FIFA mengidentifikasi dokumen yang digunakan untuk mengesahkan tujuh pemain naturalisasi ternyata tidak valid.

FAM sebelumnya menyerahkan berkas yang menyatakan bahwa kakek atau nenek para pemain tersebut berasal dari Malaysia, sehingga memenuhi syarat turun-temurun (heritage eligibility).

3. FIFA menemukan fakta jika leluhur pemain lahir di luar Malaysia

Ketujuh pemain yang dimaksud Gabriel Palmero, Facundo Garces, Rodrigo Holgado, Imanol Machuca, Joao Figueiredo, Jon Irazabal dan Hector Hevel. Mereka tidak mengetahui kalau FAM menghalalkan segala cara dalam proses naturalisasinya.

Investigasi FIFA menemukan fakta jika leluhur para pemain tersebut nyatanya lahir di Spanyol, Argentina, Brasil, dan Belanda, jauh dari klaim yang diajukan FAM.

Pada akhir September 2025 FIFA menjatuhkan sanksi keras kepada FAM dan tujuh pemain yang terlibat. Putusan banding yang keluar kini memperkuat semua hukuman tersebut.

Kasus ini menjadi salah satu skandal terbesar dalam sejarah sepak bola Malaysia, sekaligus memberi peringatan keras kepada federasi mana pun agar transparan dalam proses naturalisasi dan verifikasi dokumen pemain.

Editorial Team