Beckenbauer memang memenuhi syarat sebagai Uebermensch dari sepak bola sekaligus Der Kaiser. Ketika bermain, dia fasih memainkan sekaligus melahirkan peran baru bernama libero. Posisi ini jadi cermin kekuatan dan kecerdasan Beckenbauer.
Libero berasal dari kata liberty, kebebasan. Terkesan mudah diucapkan, tetapi sulit dijalani karena butuh tanggung jawab besar. Libero harus cerdas, menentukan kapan maju ke depan atau tidak, pun harus punya fisik mumpuni untuk menopang pergerakan tanpa henti.
Namun, sebagai pemain Beckenbauer mampu memainkan peran ini dengan ciamik. Hasilnya, dia membawa Bayern Muenchen juara Liga Champions 1972 dan beberapa kali menjuarai Bundesliga, serta membawa Jerman menjuarai Piala Dunia pada 1974.
Raihan Beckenbauer makin lengkap tatkala sebagai manajer, dia juga mereguk kesuksesan di klub dan Timnas. Bahkan, dia mampu menemukan penerus yang juga memainkan peran sebagai libero di timnya, Lotthar Matthaus.
Beckenbauer membawa Jerman menjuarai Piala Dunia 1990, menyamai catatan Mario Zagallo yang sukses menjuarai Piala Dunia sebagai pemain dan manajer. Dia juga membawa Bayern Muenchen juara Bundesliga, dan Marseille juara Ligue 1.
"Saya kira tak ada perdebatan soal dampak yang dia berikan. Namanya berada di puncak bersama segelintir legenda yang telah mengubah sepak bola. Statusnya jadi lebih megah karena setelah berhenti bermain, dia juga jadi pelatih yang sukses," ujar jurnalis kenamaan Jerman, Raphael Hoenigstein.
Ya, itulah Franz Beckenbauer, sang Uebermensch dan Der Kaiser dari lapangan hijau. Sosok yang membawa sepak bola ke level baru lewat peran libero yang dia mainkan. Selamat jalan, kaisar!