Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Garuda Muda FA
Peresmian Garuda Muda FA di Bintaro. (Dok. Istimewa)

Intinya sih...

  • Garuda Muda FA membuka pelatihan sepak bola sejak usia 3 tahun dengan fokus pada pembentukan karakter dan mentalitas unggul.

  • Visi Garuda Muda FA adalah mendorong pemain muda Indonesia untuk bersaing di kompetisi internasional, dengan rencana kerja sama klub Malaysia.

  • Inisiatif Garuda Muda FA mendapat sambutan baik dari tokoh sepak bola nasional, termasuk Bob Hippy dan Wakil Ketua Umum PSSI, Ratu Tisha.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Pembinaan sepak bola usia dini di Indonesia terus berkembang dengan berbagai inisiatif baru dari para pelaku sepak bola nasional. Salah satunya hadir dalam bentuk Garuda Muda Football Academy (Garuda Muda FA).

Garuda Muda FA ini hadir dari inisiatif Ricky Riskandi, mantan asisten pelatih Timnas Putri Indonesia. Dia membentuk akademi yang memadukan pelatihan sepak bola profesional dengan pendidikan karakter dan akademik.

1. Apa yang membedakan Garuda Muda FA dengan SSB lain?

Suasana latihan di Garuda Muda FA. (Dok. Istimewa)

Berbeda dari sekolah sepak bola (SSB) pada umumnya, Garuda Muda FA hadir dengan visi membangun fondasi kuat sejak usia dini. Akademi ini membuka pelatihan mulai dari usia tiga tahun, dengan tujuan mencetak generasi muda yang tidak hanya mahir bermain bola tetapi juga memiliki mentalitas dan kepribadian unggul.

“Awalnya saya mendirikan ini bukan untuk bersaing dengan SSB lain, tapi kita ingin punya andil di sepak bola Indonesia, karena saya ingin membangun karakter dari umur 3-4 tahun bisa membangun habit sepak bola yang positif,” kata Ricky di Bintaro, Minggu (2/11/2025).

Ricky menjelaskan bahwa sistem pelatihan di Garuda Muda FA dibuat menyerupai pendidikan sekolah formal. Jumlah siswa dibatasi agar pelatih bisa memberikan perhatian penuh kepada setiap anak.

“Ya siswa disini cuma ada 45 siswa, karena kita mau fokus. Kita nantinya akan buka kelas lagi jika kuotanya sudah terpenuhi. Disini juga pelatihnya 1 banding 10, kita tidak mau melebihi itu, kita mau fokus pembentukan karakter,” ujar Ricky.

Dengan sistem pelatihan terukur, GMFA ingin memastikan bahwa setiap pemain tidak hanya berkembang secara teknik, tetapi juga memiliki disiplin, etika, dan tanggung jawab baik di dalam maupun luar lapangan.

2. Visi mendorong pemain tembus kompetisi internasional

Suasana latihan di Garuda Muda FA. (Dok. Istimewa)

Tak hanya berfokus di dalam negeri, Garuda Muda FA juga memiliki visi mendorong pemain muda Indonesia untuk menembus kompetisi internasional. Dalam waktu dekat, mereka akan menjalin kerja sama dengan salah satu klub asal Malaysia.

“Kita ada kerja sama dengan salah satu klub di Malaysia, jadi nantinya ada pertukaran pelajar dari Garuda Muda FA nanti ke klub tersebut. Ini kita lakukan untuk bisa melihat apakah nantinya pemain tersebut bisa berkembang atau tidak jika harus bermain di luar,” ujar Ricky.

Langkah ini menjadi upaya nyata untuk memberi pengalaman berharga kepada pemain muda agar terbiasa dengan atmosfer sepak bola luar negeri sejak dini.

3. Inisiatif yang dapat sambutan baik

Peresmian Garuda Muda FA di Bintaro. (Dok. Istimewa)

Inisiatif Ricky mendapat sambutan positif dari sejumlah tokoh sepak bola nasional. Salah satunya datang dari legenda Timnas Indonesia, Bob Hippy, yang menilai kehadiran akademi seperti Garuda Muda FA merupakan langkah penting dalam pembangunan sepak bola Tanah Air.

“Dulu awal mula saya bikin SSB tidak seperti ini, sekarang adanya Garuda Muda FA ini saya senang karena ada yang peduli tidak hanya sepak bola saja tapi pendidikannya juga. Jadi saya harap ada talenta berbakat yang bisa hadir dari Garuda Muda FA untuk Timnas Indonesia,” ujar Bob.

Dukungan serupa juga datang dari Wakil Ketua Umum PSSI, Ratu Tisha, yang turut hadir dalam acara peresmian Garuda Muda FA. Ia menekankan pentingnya menumbuhkan kecintaan terhadap sepak bola sejak dini.

“Di sini memang perlu diajarkan untuk suka terlebih dahulu dengan sepak bola, jadi saya senang dengan adanya Garuda Muda, anak-anak ini bisa suka terlebih dahulu dengan sepak bola,” ujar Tisha.

Menariknya, kurikulum di Garuda Muda FA tak hanya ditujukan bagi pemain muda, tetapi juga bagi orang tua agar mampu memahami keseimbangan antara pendidikan dan olahraga.

“Saya juga senang karena kurikulum disini bersifat kelas, jadi tidak hanya pemain saja nanti juga ada kelas untuk para orang tuanya. Agar bisa mengatur juga jam belajar, jam tidur, sampai pola makannya untuk anak-anaknya, ini yang terpenting dari Garuda Muda FA ini,” kata Tisha.

Editorial Team