Puluhan ribu suporter memadati Anfield pada 3 Mei 2005. Liverpool dan Chelsea bertemu dalam panggung megah, semifinal Liga Champions.
Diasuh Rafael Benitez, Liverpool benar-benar melempem di Premier League. Tapi, performa mereka malah menakutkan di Eropa. Sedangkan, Chelsea dengan guyuran dana dari taipan asal Rusia, Roman Abramovich, menjelma jadi kekuatan baru di Eropa.
Pertandingan berlangsung ketat. Kedua tim silih berganti melepaskan serangan. Chelsea tajam di lini depan karena memiliki penyerang sekaliber Eidur Gudjhonsen dan Didier Drogba, dengan didukung Frank Lampard dari lini kedua. Sedangkan, Liverpool kala itu masih dipimpin oleh sang kapten fantastis, Steven Gerrard.
Pada menit empat, terjadi sebuah insiden yang monumental. Gerrard mengirimkan umpan matang ke kotak penalti. Milan Baros yang mengejar bola bertabrakan dengan Petr Cech. Kemelut terjadi, dan hal itu dimanfaatkan Luis Garcia untuk menyontek bola ke gawang.
Bola memang tidak benar-benar menyentuh jaring. Ada William Gallas yang ketika itu menyapu bola. Namun, wasit menganggap bola sudah melewati garis dan itu gol. Garcia merayakan gol, pemain Chelsea protes.
Lebih menyakitkan lagi, gol ini jadi gol penentu kemenangan Liverpool atas Chelsea, setelah di leg pertama yang digelar di Stamford Bridge, kedua tim bermain imbang 0-0. Liverpool melenggang ke final, dan sisanya? Seperti yang kita tahu, 'Keajaiban di Istanbul'.