Hasrat Persija dan Jakmania Jadikan JIS Pengganti Stadion Menteng

Jakarta, IDN Times - Mimpi The Jakmania untuk bisa melihat Persija tampil di markas sendiri bakal segera terealisasi. Hal itu tak lepas dari keputusan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan yang kembali melanjutkan proyek mangkrak membangun Jakarta International Stadium (JIS) di Taman BMW, Kelurahan Papanggo, Tanjung Priok, Jakarta.
Pembangunan stadion utama bahkan sudah mencapai 70 persen lebih. Hal itu terang saja membuat Jakmania tak sabar segera melihat Persija merumput di stadion megah. Maklum, sudah hampir satu dekade lebih, klub kebanggaanya selalu jadi musafir.
Pihak PT Jakarta Propertindo (Jakpro), badan usaha milik Pemprov DKI yang bertanggung jawab dan mengelola stadion tersebut, memastikan bakal ada soft lauching di akhir tahun. Hanya saja, tak disebutkan kapan waktu tepatnya.
Namun demikian, Ketua Umum The Jakmania, Diky Soemarno, semringah mendengar kabar tersebut. Pendukung Persija sudah tak sabar menantikan klub kebanggaannya bisa menggunakan homebase baru.
Hal itu memang tak lepas dari minimnya fasilitas yang bisa digunakan Persija di Jakarta. Jika kembali mengingat masa lalu, cukup miris melihat klub sebesar Persija tak bisa punya kandang sendiri. Seharusnya, klub asal Ibu Kota memiliki fasilitas mumpuni layaknya AS Roma di Italia.
Perjuangan tak kenal lelah Jakmania yang dilakukan selama ini akhirnya bisa tercapai. Kenapa demikian? Karena sejak dulu hanya Jakmania yang terus menuntut ke pemerintah era manapun atau gubernur siapapun, agar Jakarta bisa memiliki stadion besar dan mewah.
“Bukan hanya sebagai tempat bermain Persija saja, tapi stadion itu adalah simbol, simbol pertemuan, simbol silaturahmi, simbol kebanggan dari sebuah kota, jadi stadion itu sudah menjadi tempat sakral bagi kami, khususnya fans sepak bola, yaitu Jakmania,” kata Diky kepada IDN Times.
1. Stadion Menteng jadi monumen sejarah sepak bola Jakarta
Mundur ke medio 1960 hingga era Milenium, Persija sebetulnya sudah punya fasilitas yang bisa dimanfaatkan di Jakarta. Tempat itu adalah Stadion Menteng. Selain jadi homebase, tempat itu juga dijadikan lapangan latihan, mes, Kantor Persija, hingga Sekretariat Jakmania yang pertama.
Namun, tempat yang sudah dianggap sakral itu kemudian "dihilangkan" Pemda DKI. Pihak berwenang kala itu menjadikan lapangan jadi taman kota. Walhasil, Persija harus gigit jari jadi klub besar tanpa kandang bertahun-tahun.
“Ini yang dihilangkan Pemda dan belum ada gantinya. Saya harap JIS jadi stadion pengganti dari Stadion Menteng itu,” ujar Dicky.
Kehilangan Stadion Menteng kala itu memang membuat Jakmania sangat gusar. Sebab, Stadion Menteng merupakan monumen bersejarah dalam pergerakan sepak bola di Jakarta. Maklum, lapangan yang dulu berada di Jalan HOS Cokroaminoto, Menteng, Jakarta Pusat, lekat dengan sejarah sepak bola di Jakarta.
Dikutip dari buku Planning the Megacity: Jakarta in the Twentieth Century, stadion Menteng pertama kali dikembangkan pada 1910 hingga 1918. Diarsiteki Belanda, P A J Mooijen, lapangan ini pun berdiri pada 1921 dengan nama Voetbalbond Indische Omstreken Sport (Viosveld).
Lapangan ini, sempat dijadikan saranan olahraga oleh Belanda, hingga masyarakat umum selama 40 tahun lebih. Namanya pun terus berganti, dari Viosveld, berganti jadi Voetbal is Onze Sport (VIOS), sampai akhirnya jadi Lapangan Persija, karena jadi kandang Macan Kemayoran mulai tahun 1961.
Stadion Menteng bisa dibilang jadi saksi sejarah prestasi Persija di kancah sepak bola nasional. Sebanyak empat kali mereka meraih gelar juara liga, yakni musim 1964, 1973, 1975 dan 1979. Banyak juga pemain yang mengorbit di sana, mulai dari Djamiat Kaldar, Abdul Kadir, Iswadi Idris, Anjas Asmara, hingga Ronny Pattinasarani.