Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
sportku.com

Kejadian tahun 1958 harus kembali terulang. Untuk pertama kalinya sejak tahun itu, Italia harus kembali menelan pil pahit setelah menerima hasil imbang 0-0 dari Swedia pada pertandingan play off putaran kedua Piala Dunia 2018.

Hasil ini membuat Italia kalah agregat 0-1 dan menyebabkan mereka harus mengubur mimpi untuk melenggang ke ajang Piala Dunia tahun depan. Padahal, si perebut 4 trophy Piala Dunia ini bisa dibilang merupakan team yang unggul.

Dari 20 kali perhelatan pun, Italia berhasil lolos sebanyak 18 kali. Namun sejarah kembali harus mencatatkan, jika tahun depan depan Italia tidak bisa bersaing dengan Negara-negara favorit juara Piala Dunia lainnya seperti Brasil, Jerman, Prancis, dan juga Argentina.

1. Imbang 0-0 di San Siro.

m.liputan6.com

Putaran kedua play off yang dilakoni oleh Italia dan Swedia dihelat di Stadion San Siro, Italia. Seharusnya hal ini menjadi keuntungan tersendiri buat Italia. Mereka bisa tampil lebih impresif di depan pendukungnya sendiri. Terlebih mereka juga harus harus menjaga gengsi sebagai Negara peraih trophy Piala Dunia terbanyak kedua.

Saat pertandingan dimulai, sangat terlihat jika Italia sudah menyerang dari awal wasit meniup peluit. Peluang-peluang penting tercipta lewat sepakan Alessandro Florenzi pada menit keenam, serangan Antonio Candreva, hingga Ciro Immbolie yang tendangannya masih saja tidak bisa menggetarkan gawang Swedia. Hingga peluit berakhir, skor kacamata membuat Swedia berpesta dan Italia menundukan kepala.

2. Kalah agregat 0-1.

sportku.com

Sebelum bertanding di San Siro, Italia sudah terlebih dulu dikalahkan oleh Swedia di putaran pertama play off dengan skor 0-1 lewat satu-satunya gol yang dicetak Jakob Johansson. Sehingga mengharuskan mereka menciptakan skor minimal 2-0 jika ingin melangkah ke Piala Dunia 2018.

Kesempatan yang dimiliki Italia ini ternyata tidak bisa dimaksimalkan oleh Gli Azzurri. Agregat 0-1 tetap di menangkan oleh Swedia dan tidak mampu disusul team asuhan Giampiero Ventura walaupun sudah menyerang habis-habisan.

3. Perombakan formasi Italia.

www.indosport.com

Hasil buruk yang diterima Italia tidak terlepas dari absennya pemain tengah paling krusial, yaitu Marco Verrati karena akumulasi kartu kuning. Belum lagi beberapa pemain yang tidak benar-benar fit, seperti Simone Zaza, Daniele De Rossi, hingga Leonardo Spinazzola.

Namun untungnya Leonardo Bonucci yang mengalami patah hidung, masih bisa dimainkan. Absennya sejumlah pemain-pemain penting membuat Ventura benar-benar harus merombak formasi Italia. 

Tapi nyatanya Ventura masih menggunakan formasi 3-5-2 seperti pada Leg I dengan mengandalkan pemain-pemain yang masih ada.

Namun, segala usaha yang telah dikerahkan oleh segenap pemain maupun pelatih tidak mampu membuat Gli Azzurri lolos Piala Dunia 2018.

Hasil ini juga membuat sang pelatih Italia, Giampiero Ventura, juga terancam dipecat. Karena ketidaklolosan Italia merupakan hasil yang bisa dibilang sangat buruk, mengingat mereka adalah Negara paling bergengsi dengan torehan trophy Piala Dunia paling banyak setelah Brasil.

Editorial Team