Ide Sederhana Persib Geliatkan Ekonomi Kreatif di Bandung

Intinya sih...
Komunikasi kreatif membuka ruang baru bagi ekonomi kreatif di Bandung dan Jawa Barat.
Gebrakan perkenalan pemain Persib jelang musim 2025/26 melibatkan banyak pelaku industri lokal kreatif.
Ide-ide unik berdasarkan pemahaman dan empati menjadi pemantik bagi roda ekonomi kreatif, tanpa harus berbasis teknologi tinggi.
Jakarta, IDN Times - Ragam gebrakan dilakukan Persib Bandung di bursa transfer jelang Liga 1 2025/26. Gebrakan itu hadir lewat cara mereka memperkenalkan pemain yang baru direkrut, baik asing maupun lokal.
Terbaru, ada dua nama anyar yang diumumkan via siaran radio Ardan FM, salah satu radio terkemuka di Bandung. Sebelumnya lagi, mereka juga bikin gempar dengan memperkenalkan pemain baru via koran Pikiran Rakyat.
Sekilas langkah yang dilakukan Persib ini sederhana. Namun, lebih dari itu, ada sebuah roda yang bergerak karena terobosan mereka ini, yakni ekonomi kreatif di Bandung dan Jawa Barat.
1. Komunikasi kreatif hadirkan ruang baru bagi ekonomi kreatif
Head of Communications PT Persib Bandung Bermartabat (PT PBB), Adhi Pratama menyebut komunikasi yang kreatif itu tidak hanya soal menyampaikan informasi. Lebih jauh, hal ini juga bisa membuka ruang baru bagi tumbuhnya gerakan ekonomi kreatif secara organik.
"Apa yang kami lakukan dalam beberapa hari terakhir, menghidupkan kembali videotron, brosur cetak, koran hingga radio, adalah bentuk keberanian untuk kembali menyentuh hal-hal yang selama ini dianggap sederhana, tapi sesungguhnya sangat kuat secara emosional dan budaya," ujar Adhi kepada IDN Times.
2. Akui efek domino dari gebrakan ini
Adhi mengakui, efek domino dari model perkenalan pemain yang dilakukan Persib jelang musim 2025/26 ini begitu terasa. Banyak pelaku industri lokal kreatif yang terlibat dalam gebrakan yang Persib lakukan ini.
“Banyak pelaku industri kreatif lokal yang terlibat dalam proses ini, dari mulai berbagai vendor lokal untuk medium videotron, vendor mobile videotron, vendor percetakan brosur/flyer hingga loper koran," kata Adhi.
3. Ide yang hadir berdasarkan pemahaman dan empati
Lewat ragam proses perkenalan pemain yang unik ini, Adhi menyebut ide-ide menyentuh dan relevan secara nilai sejarah dan budaya, bisa jadi pemantik roda ekonomi kreatif. Tak perlu teknologi berbasis tinggi untuk melakukannya.
"Ide-ide yang menyentuh dan relevan secara budaya bisa jadi pemantik bagi roda ekonomi kreatif, dan tidak harus selalu berbasis teknologi tinggi. Cukup dengan empati, kreativitas, dan pemahaman terhadap karakter kota ini," ujar Adhi.
Ke depan, Persib masih menjanjikan ragam perkenalan pemain unik, tentunya dengan potensi pergerakan ekonomi kreatif yang nyata. Setelah videotron, pamflet, mobitron, koran, dan radio, selanjutnya apa lagi?