Jakarta, IDN Times - Kericuhan terjadi di Asrama Mahasiswa Papua (AMP) di Jalan Kalasan, Surabaya, pada Sabtu (17/8) lalu. Tepat di perayaan Hari Kemerdekaan ke-74 Republik Indonesia, aparat keamanan yang ditemani sekelompok warga, mengepung asrama yang ditinggali mahasiswa Papua karena isu pembuangan bendera Merah-Putih di selokan.
Pengepungan sendiri, menurut keterangan dari Ketua Ikatan Keluarga Besar Papua Surabaya (IKBPS), Piter Frans, dilakukan petugas keamanan karena isu pembuangan bendera Merah-Putih di selokan, sehingga ini lebih ke penegakan hukum dan bukan pengusiran.
“Saya sebagai senior asrama Papua, kami menyampaikan apa yang dilakukan (oleh petugas) adalah penegakan hukum bukan pengusiran,” ujar Piter kala ditemui IDN Times di lokasi pada Minggu (18/8) lalu.
Pengepungan ini sendiri terjadi karena beredar kabar ada bendera Merah-Putih yang dibuang ke selokan oleh mahasiswa-mahasiwa Papua. Pertama kali isu ini berembus pada Jumat (16/8) lalu. Setelah pengepungan yang juga diwarnai tembakan gas air mata oleh aparat dan usai memeriksa 43 mahasiswa Papua di Mapolrestabes Surabaya, tidak ditemukan pelaku pembuangan bendera Merah-Putih.