Isco (instagram.com/iscoalarcon)
Berkat penampilan impresif selama 2 musim di Malaga, Isco langsung jadi salah satu komoditi panas pada tahun 2013. Malaga yang ketika itu tengah mengalami krisis finansial pun tidak berpikir lama untuk menjual gelandang andalannya ke Real Madrid seharga 30 juta euro atau Rp492 miliar.
Musim pertama sang pemain di Santiago Bernabeu berjalan tidak terlalu mengesankan. Carlo Ancelotti memang cukup sering memberikan kesempatan Isco tampil, tapi bukan sebagai pemain reguler. Musim itu, performa dan produktivitas gol Isco menurun dengan hanya mencetak 11 gol dari 53 pertandingan.
Nasib buruk makin dirasakan Isco ketika tim dilatih Rafael Benitez. Gelandang asal Spanyol itu makin terpinggirkan dari skuad utama. Untungnya, Benitez hanya setengah musim di Los Blancos. Posisi Benitez kemudian digantikan oleh Zinedine Zidane.
Di bawah Zidane, performa Isco mulai menanjak. Pada musim 2015/2016 sampai 2018/2019, ia mampu memainkan 171 laga dan mencetak 31 gol serta 30 assist. Sayangnya, pada musim berikutnya, Isco mulai kalah bersaing dan lebih sering duduk di bangku cadangan.