Jadi Korban di Liga 2, Persibo Kesal Diperlakukan Tak Adil

Jakarta, IDN Times - Presiden Persibo Bojonegoro, Deddy Adriyanto Wibowo, tengah dirundung kekecewaan. Sebab, setelah jadi korban kekerasan di Liga 2 2024/25, mereka justru diperlakukan tak adil.
Perlakuan tak adil pada Persibo muncul saat mereka bersua dalam laga Liga 2 lawan Deltras. Buntut kericuhan di laga itu, Persibo kena ekses putusan Komite Disiplin (Komdis) PSSI dan PT LIB (PT Liga Indonesia Baru). Sedangkan Deltras tidak.
"Saya kecewa atas surat PT LIB. Hal ini merefleksikan bagaimana sepakbola Indonesia berjalan. Keputusan dari LIB ini akan berdampak besar kepada sepakbola Indonesia di masa yang akan datang," kata Deddy di Jakarta, Kamis (16/1/2025).
1. Kekerasan pada pemain Persibo tidak dapat sorotan
Deddy menjelaskan selama Persibo mentas di Liga 2, mereka selalu menghormati dan menjunjung tinggi sportivitas. Namun, ia heran kenapa para pemain Persibo mendapatkan kekerasan di laga ini, yang akhirnya tidak menjadi sorotan.
"Belum lagi kami juga menyoroti aksi kekerasan yang terjadi terhadap pemain-pemain Persibo di lapangan pada saat itu. Saat ini, kami sungguh tidak mengerti bagaimana sepakbola di Indonesia ini berjalan. Peraturan mana yang harus kami mengerti?" kata dia.
2. Persibo heran hasil laga bisa diubah di luar pertandingan
Selain aksi kekerasan pada pemain Persibo yang tidak jadi sorotan, Doddy juga heran hasil pertandingan bisa diubah selepas laga tuntas. Padahal, ketika wasit meniup peluit panjang dan mengambil keputusan saat laga, semua mutlak.
"Pemain kami dipukuli tanpa ada konsekuensi, skor dirubah di luar pertandingan. Apakah hal-hal seperti ini normal di sepakbola Indonesia? Kami minta tolong kepada masyarakat Indonesia apabila terdapat kesalahan pemahaman kami," kata dia.
3. Persibo ingin LIB dan PSSI meninjau ulang keputusan mereka
Nestapa yang dialami Persibo bermula dari laga mereka melawan Deltras. Di laga itu, para pemain Persibo mendapat penyerangan setelah Amir Hamzah mencetak gol penyama kedudukan saat injury time, mengubah skor jadi 1-1.
Deltras melancarkan protes keras karena tendangan bebas cepat itu dianggap tidak sah. Buntut emosi yang tak terkendali, aksi kekerasan dilayangkan ke pemain-pemain Persibo. Beberapa di antara mereka terluka parah.
Komdis PSSI kemudian menganulir gol tersebut dengan alasan gol tidak sah. Persibo kecewa tidak ada sorotan terhadap kekerasan yang dialami timnya, dan langsung melakukan langkah-langkah lanjutan.
Persibo kemudian melakukan banding ke Komite Banding (Komding). Akhirnya PT LIB mengambil alih dan memutuskan tetap membatalkan gol Persibo, dan mewajibkan laga dilanjutkan untuk memainkan sisa waktu.
Tidak cuma itu, Persibo dan Deltras harus main dengan susunan pemain yang sama dari kedua tim di venue netral pada 18 Januari 2025. Laga juga dilanjutkan dengan skor 1-0 masih untuk keunggulan Deltras. Deddy pun ingin putusan ini diubah.
"Kami harap LIB dan PSSI bisa meninjau ulang surat keputusan yang telah diterbitkan dengan mempertimbangkan konsekuensi masa depan sepak bola apabila tidak ada perubahan terhadap surat keputusan nomor 065/LI-COR/I/2025 tanggal 15 Januari 2025," ujar Deddy.