10 Jenis Pelanggaran dalam Sepak Bola dan Penjelasannya

Handball adalah jenis pelanggaran dalam sepak bola oleh pemain selain penjaga gawang, yaitu ketika tangan, lengan, atau pergelangan tangan menyentuh bola. Namun, penjaga gawang juga bisa melakukan pelanggaran handball jika menyentuh bola di luar kotak penalti.

Jika pemain melakukan handball di dalam kotak penalti timnya, maka wasit akan memberikan tendangan penalti untuk tim lawan. Sedangkan jika pemain melakukan handball di luar kotak penalti, wasit akan memberikan tendangan bebas untuk tim lawan.

Jika wasit menganggap ada seorang pemain selain kiper yang terlihat sengaja menyentuh bola apalagi dengan tujuan menghalau bola masuk ke gawangnya atau ke area pertahanannya, wasit biasanya akan memberikan kartu kuning, bahkan kartu merah.

Offside adalah pelanggaran oleh pemain lawan yang berdiri lebih belakang mendekati gawang tim kamu daripada pemain terakhir tim kamu selain kiper, kemudian pemain lawan tersebut menerima umpan dari rekannya.

Untuk memahaminya, bisa diibaratkan ada pemain A dan pemain B pada tim lawan, lalu ada pemain C dan pemain D yang merupakan pemain bertahan pada tim kamu. Pemain A hendak mengumpan ke depan kepada pemain B.

Ketika pemain A menendang dan kakinya menyentuh bola, lalu di satu sisi pemain B berdiri lebih belakang daripada pemain C dan pemain D, maka akan dianggap offside. Wasit yang menentukan offside adalah dua hakim garis yang berdiri di luar tepi lapangan.

Salah satu pelanggaran dalam sepak bola yang paling menjengkelkan adalah diving. Dalam sepak bola, diving adalah pelanggaran yang dilakukan setiap pemain yang berpura-pura jatuh, dilanggar, di-tackle, atau disakiti oleh pemain tim lawan.

Tujuannya untuk menipu atau mengecoh wasit supaya tim dari pemain yang melakukan diving mendapat tendangan bebas, bahkan tendangan penalti jika diving-nya dilakukan di dalam kotak penalti.

Tidak sedikit wasit profesional di berbagai liga dunia yang tertipu dan menganggapnya sebagai pelanggaran. Hal itu sering memicu protes dan keributan dari para pemain tim yang dianggap melakukan pelanggaran, bahkan dari para suporter sepak bola.

Namun, tidak sedikit juga wasit profesional yang jeli dan melihat itu sebagai diving. Oleh sebab itu, praktik diving ini sangat berisiko dan berbahaya. Jika wasit menganggap itu sebagai diving, alih-alih pemain lawan yang mendapat kartu kuning, justru kamu yang akan diberikan kartu kuning karena melakukan diving.

Pelanggaran berikutnya adalah tackling. Sebenarnya tackling sangat boleh dilakukan sebagai teknik merebut bola, asalkan kaki yang kamu gunakan untuk menekel berhasil mengenai bola atau mengubah arah bola yang sebelumnya digiring oleh pemain lawan. Hal itu biasanya disebut tackle bersih.

Namun yang lebih sering terjadi adalah pemain yang terlambat melakukan tackle. Akibatnya, bukannya mengenai dan mengubah arah bola, justru kaki kamu terkena kaki pemain lawan. Nah, hal itu otomatis akan dianggap sebagai pelanggaran oleh wasit.

Ada pula kasus lain, yaitu pemain yang memang sengaja ingin melanggar atau mencederai pemain lawan. Penyebabnya bisa banyak, mungkin kesal dan emosi karena beberapa hal seperti timnya dalam keadaan tertinggal, tensi permainan yang tinggi, hingga balas dendam terhadap pemain lawan.

Nah, kalau jenis pelanggaran dalam sepak bola satu ini biasanya dilakukan oleh tim yang sudah unggul dan dilakukan pada menit-menit akhir pertandingan. Delay of the game adalah tindakan mengulur-ulur waktu pada injury time supaya waktu pertandingan cepat berakhir dan tim yang dalam posisi unggul tersebut bisa meraih kemenangan.

Contoh tindakannya bisa sangat beragam. Mulai dari pura-pura terjatuh dan kesakitan, membuang bola ke luar lapangan agar proses ambil bolanya menjadi lama, sengaja berjalan lama-lama saat seorang pemain ditarik keluar dan digantikan oleh rekannya, sengaja berlama-lama menendang bola dari gawang (bagi kiper), hingga hanya mengoper-oper bola di area pertahanan sendiri.

Jika tindakan ini sangat jelas dilakukan oleh pemain atau tim, wasit biasanya akan memberikan ganjaran kartu kuning. Namun, tidak jarang juga wasit yang tidak memberikan apa-apa dan hanya memberi teguran biasa.

Pelanggaran berikutnya adalah dangerous play, yaitu berbagai tindakan berbahaya yang dilakukan seorang pemain terhadap pemain lawan. Misalnya memukul, menerjang, menendang, mengangkat kaki terlalu tinggi, menabrak hingga tackle berbahaya yang berpotensi menyebabkan cedera serius.

Tindakan-tindakan ini bisa dilakukan secara sengaja maupun tidak sengaja. Ada beberapa anggota tubuh yang dijaga dan dianggap krusial jika dilanggar oleh pemain lawan, misalnya kepala, leher, dada, hingga alat vital.

Swearing adalah pelanggaran oleh seorang pemain yang memaki atau berkata-kata kasar kepada wasit sebagai bentuk protes dan kekecewaannya terhadap keputusan wasit yang merugikannya.

Dalam suatu pertandingan sepak bola dengan tensi tinggi, kata-kata kasar sudah biasa diutarakan oleh para pemain untuk menumpahkan kekesalan atau emosi. Namun, jika ungkapan kekesalan tersebut disampaikan pemain langsung kepada wasit, maka bisa dianggap sebagai pelanggaran.

Salah satu pelanggaran yang kerap terjadi dalam pertandingan sepak bola adalah obstruction, yaitu tindakan menghalang-halangi tim lawan saat ingin merebut bola dengan berbagai cara. Misalnya, dengan menarik baju, menahan anggota badan lawan dengan tangan, mendorong atau menolak pemain lawan, dan sebagainya.

Pelanggaran seperti ini sering terjadi saat pertandingan sedang memanas atau saat suatu tim sedang berusaha mengejar ketertinggalan skor. Biasanya wasit akan menganggap tindakan itu sebagai pelanggaran dan memberi teguran, hingga kartu kuning dan kartu merah jika pemain tersebut sudah berulang kali melakukannya.

Memang terdengar jorok, tetapi meludahi pemain lawan adalah tindakan yang akan dianggap sebagai pelanggaran dalam sepak bola. Selain pelanggaran, tindakan itu juga akan memicu perkelahian antartim.

Jika sudah ribut, wasit biasanya akan mencari yang melakukan pelanggaran dan biang keributan. Kemudian memberikan mereka teguran, hingga kartu kuning. Bahkan, bagi yang diketahui meludahi pemain lawan bisa diganjar langsung dengan kartu merah.

Pelanggaran yang paling tidak ditoleransi dalam sepak bola dan olahraga secara umum adalah tindakan-tindakan rasisme. Di Liga Inggris, misalnya terdapat kampanye anti rasisme yang digalakkan dengan memasang patch pada jersey setiap tim yang bertuliskan "No Room for Racism".

Jika kamu berpikir perilaku rasisme sudah mulai berkurang seiring berkembangnya zaman, maka kamu keliru. Pada tahun 2021 saja, setidaknya ada lima kejadian rasisme dalam pertandingan sepak bola.

Tindakan seperti itu tidak hanya akan dianggap sebagai pelanggaran dan diganjar kartu merah oleh wasit, melainkan juga berimbas pada obrolan publik dan citra pemain yang melakukan tindakan rasis.

Nah, itulah tadi beberapa jenis pelanggaran dalam sepak bola yang paling umum terjadi pada sebuah pertandingan. Pemain sepak bola sudah seharusnya bermain secara fairplay dan mematuhi peraturan yang ada. Namun, bagaimana pun keadaan di lapangan akan berbeda 180 derajat dengan keadaan di luar lapangan.