Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Presiden Jokowi nobar dengan semifinal Timnas U-23 Indonesia vs Uzbekistan U-23 dengan menteri dan sukarelawan di Istana Negara (IDN Times/Ilman Nafi'an)
Presiden Jokowi nobar dengan semifinal Timnas U-23 Indonesia vs Uzbekistan U-23 dengan menteri dan sukarelawan di Istana Negara (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Jakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo menyebut tak masalah dengan kekalahan Timnas Indonesia U-23, pada laga semifinal melawan Uzbekistan dalam ajang Piala Asia U-23 2024. Menurut dia, menang dan kalah dalam suatu pertandingan hal yang wajar.

"Ya sebuah pertandingan itu pasti ada yang menang, ada yang kalah, dan tadi malam saya melihat semangat kerasnya, perjuangan kerasnya Timnas U-23, memang belum mampu kemenangan," ujar Jokowi dalam keterangannya yang diunggah di akun YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (30/4/2024).

1. Indonesia masih punya peluang masuk Olimpiade Paris 2024

Presiden Jokowi nobar dengan semifinal Timnas U-23 Indonesia vs Uzbekistan U-23 dengan menteri dan sukarelawan di Istana Negara (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Dalam kesempatan itu, Jokowi menyebut, Indonesia masih memiliki peluang masuk Olimpiade Paris 2024. Menurut dia, Indonesia juga bisa meraih gelar juara ketiga pada Piala Asia U-23 2024.

"Peluang untuk masuk ke Olimpiade itu masih dua kali di perebutan nanti juara tiganya, dan kalau ya kita harapkan bisa masuk, kalau gak, masih ada pertemuan lagi nanti Guinea dari Afrika. Kalau feeling saya masuk Olimpiade, insyaallah," ucap dia.

2. Indonesia kalah dengan skor 2-0

Pemain Garuda Muda yang berlaga di Piala Asia U-23 2024. (Pssi.org)

Diketahui, Timnas Indonesia U-23 kalah melawan Uzbekistan U-23 dengan skor 2-0. Gol-gol di laga ini dicetak Khusayin Norchaev (68') dan gol bunuh diri Pratama Arhan (86'). Tiket Olimpiade 2024 Paris untuk finalis Piala Asia U-23 2024 pun resmi jadi milik Uzbekistan.

Di awal babak pertama, Timnas U-23 bermain lebih menunggu. Sebab, Uzbekistan langsung mendominasi permainan. Mereka mengatur aliran bola sedemikian rupa via pemain-pemain seperti Abbosbek Fayzullaev dan Umarali Rakhmonaliev.

Uzbekistan menunjukkan kualitas mereka di awal-awal babak pertama. Tidak ada pergerakan para pemain mereka yang sia-sia. Tampak juga mereka sudah solid, karena kebanyakan pemainnya adalah mereka yang meraih perunggu di Asian Games 2022.

Timnas U-23 bukannya tidak berupaya menyerang balik. Beberapa kali, manuver Witan Sulaeman dan Marselino mampu menembus pertahanan Uzbekistan. Namun, itu hanya menembus, belum ada ancaman dari Indonesia.

Pada menit 28, secercah cahaya sempat muncul bagi skuad Garuda. Ada insiden yang melibatkan Witan dan bek Uzbekistan di dekat area penalti, dan wasit juga sempat melakukan pengecekan VAR. Namun, setelah mengecek, wasit memutuskan tak ada penalti.

Selepas insiden ini, permainan lebih hidup. Uzbekistan yang sadar Indonesia mulai mengancam, makin meningkatkan intensitas tekanan. Di sisi lain, Timnas U-23 juga sudah lebih berani menguasai bola ketimbang di awal babak pertama.

Di sisa waktu babak pertama, Uzbekistan masih jadi tim yang lebih dominan. Tampak kepercayaan diri mereka lebih tinggi ketimbang Indonesia. Mereka mengatur aliran bola dengan nyaman, dan beberapa kali membelah pertahanan Indonesia.

Kendati, Uzbekistan masih dihiasi kebuntuan. Sementara, Timnas U-23 juga urung bisa lepas dari tekanan Abdurauf Buriev dan kawan-kawan. Babak pertama laga pun harus berakhir dengan skor 0-0.

Memasuki babak kedua, Uzbekistan langsung melakukan perubahan. Mereka memasukkan Khusayn Norchaev dan Jasurbek Jaloliddinov untuk menambah daya gedor. Di sisi lain, Timnas U-23 belum melakukan pergantian.

3. Indonesia mendapat kartu merah

Timnas U-23 lawan Uzbekistan. (Dok. PSSI)

Di awal babak kedua, situasi masih tidak berubah bagi Timnas U-23. Mereka mampu menahan serangan-serangan Uzbekistan, tetapi mereka tidak mampu menyengat balik. Alhasil, Uzbekistan masih nyaman mengusai bola.

Kendati nyaman menguasai bola, Indonesia-lah yang justru mendapat situasi menguntungkan pada menit 62. Bermula dari umpan silang Pratama Arhan, Muhammad Ferarri berhasil memanfaatkan situasi kemelut dan mencetak gol.

Namun, pada akhirnya gol ini dianulir lantaran wasit menilai Ramadhan Sananta sudah berada dalam posisi offside. Uniknya, offside Sananta ini hanya berjarak satu kaki. Keunggulan Indonesia pun sirna.

Justru pada menit 68, Uzbekistan-lah yang sukses menorehkan keunggulan. Berawal dari umpan silang Muhammadkodir Hamraliev di sisi kiri pertahanan Indonesia, Khusayn Norchaev membobol gawang Indonesia lewat sepakan kaki kanannya. Skor 1-0 untuk Uzbekistan.

Sadar butuh daya dobrak lebih, Indonesia mulai melakukan pergantian. Jeam Kelly Sroyer dimasukkan, menggantikan Sananta yang tidak maksimal sepanjang laga. Namun, pergantian ini tidak memberikan efek berarti.

Uzbekistan tetap mendominasi laga dengan aliran bola mereka yang rapi. Bahkan, beberapa kali mereka mencetak peluang emas, yang belum berbuah gol. Mereka semakin nyaman dalam bermain saat laga memasuki menit 80.

Malah, situasi menguntungkan hadir bagi Uzbekistan pada menit 84. Rizky Ridho harus menerima kartu merah langsung, lantaran melanggar keras pemain Uzbekistan, Jaloliddinov. Kakinya mengenai selangkangan pemain nomor 10 itu.

Situasi makin sulit bagi Indonesia pada menit 86. Berawal dari situasi kemelut di depan gawang, yang diciptakan dari sundulan pemain Uzbekistan yang mengenai tiang gawang, Pratama Arhan salah halau bola dan gol bunuh diri tercipta. Skor 2-0 untuk Uzbekistan.

Di sisa waktu babak kedua, Timnas U-23 berusaha keras untuk mencetak gol. Sementara itu, Uzbekistan sudah sangat nyaman memainkan bola dan menjaga keunggulan mereka. Apalagi, mereka juga unggul jumlah pemain.

Timnas U-23 pun pada akhirnya harus mengakui keunggulan Uzbekistan dengan skor 2-0 di laga ini. Meski kalah, Garuda Muda tetap bisa lolos Olimpiade 2024. Ada dua jalur yang bisa mereka tempuh, yakni peringkat tiga terbaik dan jalur play-off lawan wakil Afrika.

Editorial Team