Pernah Juara Liga Indonesia, 7 Klub Ini Harus Degradasi

PSIS Semarang membuat kejutaan saat menjuarai Liga Indonesia musim 1998/1999. Berstatus non-unggulan, Ali Sunan dkk. mampu menembus partai final. Di laga puncak, tim Mahesa Jenar sukses mengalahkan Persebaya lewat gol tunggal yang diciptakan Tugiyo.

Sayangnya, sebagai juara bertahan, tim kebanggaan masyarakat Kota Lumpia ini justru harus terdegradasi pada musim 1999/2000. Banyak faktor yang menyebabkan klub turun kasta, salah satunya ditinggal sejumlah pilar, termasuk Ali Sunan, dan masalah finansial.

Nasib PSIS Semarang dialami pula oleh Petrokimia Putra. Pada Liga Bank Mandiri 2002, Widodo Cahyono Putro dkk. sebenarnya tidak diunggulkan. Namun, mereka berhasil menjadi kampiun setelah mengalahkan tim non-unggulan lainnya, Persita Tangerang, di laga final.

Sayangnya, pada musim berikutnya, performa klub berjuluk Kebo Giras itu menukik tajam. Mereka harus puas berada di posisi ke-18 dari 20 klub di akhir kompetisi setelah hanya membuat 11 kemenangan. Alhasil, klub Gresik itu harus menerima nasib turun kasta ke Divisi 1.

Sepak terjang Persebaya di pentas Liga Indonesia sebenarnya cukup mentereng. Tim Bajul Ijo sejauh ini sudah dua kali memenangkan kompetisi, yakni pada musim 1996/1997 dan 2004. Juara edisi 2004 sangat berkesan karena mereka berstatus sebagai tim promosi.

Namun, perjalanan Persebaya di liga domestik tidak selalu manis. Klub kebanggaan arek Surabaya ini beberapa kali turun kasta. Mereka sempat degradasi pada tahun 2002, 2006, dan 2010. Bahkan, klub dengan jersey kebesaran hijau itu juga pernah mengalami dualisme.

Persik Kediri menjadi buah bibir saat Liga Indonesia 2003. Bagaimana tidak, berstatus tim promosi, klub berjuluk Macan Putih ini keluar sebagai kampiun. Gelar tersebut kemudian direplikasi pada tahun 2006 saat diperkuat nama-nama, seperti Cristian Gonzales dan Danilo Fernando.

Namun, pada Desember 2014, Persik Kediri harus didiskualifikasi dari kompetisi ISL 2015 karena syarat keuangan dan infrastruktur gagal dipenuhi manajemen. Alhasil, mereka pun terdegradasi ke Divisi Utama (Liga 2). Bahkan, Persik Kediri juga sempat turun ke Liga 3.

Liga 1 edisi 2018 menjadi kompetisi paling memilukan bagi Sriwijaya FC. Pasalnya, klub yang bermarkas di Palembang tersebut harus turun ke kasta kedua. Saat itu, Laskar Wong Kito hanya mengumpulkan 39 poin dan terdegradasi bersama Mitra Kukar dan PSMS Medan.

Merupakan transformasi dari Persijatim Jakarta Timur, Sriwijaya FC bisa dikatakan sebagai salah satu tim elite di pentas Liga Indonesia. Mereka sejauh ini sudah dua kali menjuarai kompetisi teratas. Tidak hanya itu, Sriwijaya FC juga tiga kali merebut gelar Piala Indonesia.

Persepakbolaan Indonesia sempat menggelar kompetisi Indonesia Premier League (IPL) pada musim 2011/2012 lalu sebelum gonjang-ganjing di tubuh PSSI. Saat itu Semen Padang keluar sebagai pemenang ketika kompetisi menyisakan satu pertandingan.

Sayangnya, pada gelaran Liga 1 2017, tim Kabau Sirah harus turun ke Liga 2. Berselang semusim, mereka berhasil promosi pada edisi 2019. Namun, alih-alih bertahan, Semen Padang kembali terdegradasi setelah cuma menempati posisi ke-17 klasemen Liga 1 2019.

Siapa yang menolak kedigdayaan Persipura di kancah kompetisi domestik? Tim berjuluk Mutiara Hitam adalah klub tersukses di era Liga Indonesia karena sudah empat kali meraih juara liga. Tidak hanya itu, mereka juga sempat lolos ke babak semifinal AFC Cup edisi 2014 silam.

Sayangnya, setelah tidak pernah terdegradasi sejak kompetisi Perserikatan dan Galatama dilebur pada tahun 1994, klub yang berbasis di Papua itu harus turun kasta. Persipura melorot ke Liga 2 karena cuma menempati peringkat ke-16 Liga 1 musim 2021/2022.

Kompetisi Liga Indonesia ternyata cukup kejam untuk para raja. Jadi, jika masih ada lubang di internal klub, siap-siap saja terlempar dari kasta teratas.