Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Bernd Leno (twitter.com/gilabolacom)

Ketatnya persaingan di kompetisi top Eropa menghasilkan efek domino dari dua perspektif berbeda. Di satu sisi, kualitas tiap tim bakal makin solid untuk mengarungi kompetisi yang berjalan. Namun, di sisi sebaliknya, pemain yang kalah bersaing bakal tak terpakai dan menciptakan situasi rumit bagi kariernya.

Di sinilah esensi kerja keras dan konsistensi berlaku. Tiap pemain dituntut menunjukkan performa terbaiknya. Namun, ada kalanya hal ini terjadi secara tak biasa. Menilik sejumlah kasus, khususnya kelima kiper berpengalaman ini, mereka justru tak tampil reguler lantaran kalah bersaing dengan nama lain di timnya.

1. Steve Mandanda

potret Steve Mandanda (twitter.com/OptaJean)

Pada akhirnya, usia senja dapat mengalahkan apa pun, termasuk loyalitas. Hal inilah yang dialami Steve Mandanda bersama Olympique Marseille. Setia bersama Les Phoceens, ia mendapatkan posisi kiper nomor satu serta kapten utama. Namun, segalanya tampak berubah begitu cepat pada musim ini.

Tak dapat disangkal bahwa penampilan kiper 36 tahun itu terus menurun. Di saat yang sama, Marseille juga merekrut kiper baru, Pau Lopez, dengan status pinjaman dari AS Roma. Kiper Spanyol itu sukses merebut status kiper utama sejak awal kedatangannya. Tercatat, Mandanda hanya tampil 7 kali sejauh ini.

2. Roman Burki

Roman Burki (twitter.com/BVBBuzz)

Situasi Roman Burki sekarang tak lagi sama dengan yang dulu. Pernah berjaya di bawah mistar gawang selama 5 musim, kini namanya tak berstatus kiper utama. Posisi kiper 31 tahun tersebut tergantikan oleh Gregor Kobel, kiper anyar Borussia Dortmund yang juga berasal dari Swiss, negara asal Burki.

Kobel, yang secara usia 7 tahun lebih muda dibandingkan Burki, mampu tampil superior menjaga gawang Die Borussen. Hal tersebut membuat Burki bahkan belum mencatatkan satu pun penampilan musim ini. Terlebih sejak cedera panjang yang menimpanya, Burki sulit mengembalikan performa terbaiknya lagi.

3. Neto

Neto (twitter.com/Ekremkonur)

Malang melintang di beberapa klub top seperti Juventus dan Valencia merupakan modal bagus bagi Neto untuk hijrah ke Barcelona. Tiba lewat kesepakatan pertukaran dengan Jasper Cillessen, kiper Brasil itu diprediksi mampu bersaing dengan Marc-Andre ter Stegen. Namun, yang terjadi justru sebaliknya.

Selama 2 musim terakhir membela La Blaugrana, kans Neto untuk tampil sangat terbatas. Ia kesulitan menggeser dominasi ter Stegen sebagai kiper utama Barca. Secara keseluruhan, Neto baru membuat 20 penampilan bersama Barca di semua ajang. Hal ini jelas bukanlah statistik yang bagus baginya mengingat Neto masih berusia 31 tahun.

4. Alphonse Areola

Alphonse Areola (twitter.com/EPLBible)

West Ham United berhasil mendapatkan jasa Alphonse Areola. Ia digaet dengan status pinjaman dari PSG selama semusim penuh. Hadirnya Areola menambah persaingan di sektor kiper The Hammers yang sudah diisi Lukasz Fabianski. Alih-alih bisa rutin bermain, Areola gagal tampil reguler di Inggris.

Pengalamannya yang pernah menjadi kiper utama PSG serta membawa Prancis juara Piala Dunia 2018 seolah tak ada artinya. Areola harus puas berstatus pelapis dari Fabianski yang didapuk jadi kiper utama The Hammers. Sejauh ini, kiper berdarah Filipina tersebut baru dipercaya tampil 9 kali di semua kompetisi.

5. Bernd Leno

Bernd Leno (twitter.com/Bernd_Leno)

Setelah 3 musim menikmati status sebagai kiper nomor satu Arsenal, kini Bernd Leno harus berjuang ekstra. Bukan tanpa alasan mengingat posisinya di klub London utara itu berada dalam bahaya. Sejak kedatangan Aaron Ramsdale pada musim panas 2021 lalu, Leno tak lagi menjadi pilihan utama The Gunners.

Performa impresif serta konsisten yang ditunjukkan Ramsdale memaksa kiper Jerman itu harus menerima kenyataan pahit. Leno hanya tampil 7 kali sejauh ini. Angka tersebut menurun drastis dibandingkan beberapa musim belakangan. Tak ayal, ia dikabarkan ingin hengkang dari klub London utara itu.

 

Dengan rekam jejak yang mereka miliki, tentu ironis melihat karier kelima kiper di atas yang saat ini lebih banyak berkutat di bangku cadangan. Akankah mereka bakal tetap bertahan atau memutuskan hengkang demi memperoleh menit bermain yang cukup? Kita nantikan saja.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team