Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi stadion sepak bola (pexel.com/ Juan Salamanca)

Leicester City memecat manajer tim utama, Steve Cooper, pada 24 November 2024. Pengumuman tersebut disampaikan pihak The Foxes dalam laman resminya setelah kekalahan 1-2 dari Chelsea pada pekan ke-12 English Premier League (EPL) 2024/2025. Selain Cooper, asisten manajer, Alan Tate, juga akan meninggalkan klub.

Leicester City mengalami performa buruk dalam 12 pertandingan EPL pada 2024/2025. The Foxes hanya meraih 2 kemenangan serta menelan 6 kekalahan dan 4 seri. Leicester City kebobolan 23 kali dan hanya mencetak 15 gol. The Foxes kini terdampar di posisi ke-16 dengan perolehan 10 poin. Secara permainan, Leicester City lebih pragmatis di bawah asuhan Cooper. Padahal, The Foxes menerapkan sistem permainan menyerang dengan menguasai bola selama dilatih Enzo Maresca pada 2023/2024.

Manajemen Leicester City tentu tidak ingin terdegradasi lagi ke Championship pada akhir 2024/2025. Maka dari itu, The Foxes tengah mencari manajer yang tidak hanya mampu menghindari zona degradasi, tetapi punya sistem permainan menyerang. Menurut laman resmi Premier League, setidaknya ada tiga kandidat kuat pengganti Cooper di Leicester City.

Siapa saja mereka?

1. David Moyes tengah menganggur usai tidak memperpanjang kontraknya di West Ham United

David Moyes masih menganggur usai berpisah dengan West Ham United pada akhir 2023/2024. Pelatih asal Skotlandia itu memiliki reputasi mentereng selama berkarier di EPL. Ia mulai dikenal sebagai manajer dengan kualitas top di EPL ketika melatih Everton selama 11 tahun pada 2002--2013. Moyes pernah membawa Everton finis di zona Liga Champions Eropa pada 2004/2005 serta runner-up Piala FA 2008/2009. Ia mengalami masa-masa kurang baik ketika melatih Manchester United, Real Sociedad, dan Sunderland.

Meski begitu, Moyes sukses menciptakan sejarah bagi West Ham United ketika menembus semifinal Liga Europa pada 2021/2022 serta meraih gelar juara Liga Konferensi Eropa pada 2022/2023. Pengalaman pria berusia 61 tahun itu diyakini dapat memperbaiki posisi Leicester City di EPL. Terlebih lagi, Moyes dikenal sebagai manajer spesialis tim papan tengah EPL. Ia dapat memaksimalkan potensi pemain yang tengah mengalami penurunan performa. 

2. Graham Potter belum mendapat pekerjaan setelah dipecat Chelsea

Graham Potter dianggap sebagai salah satu dari sedikit pelatih asal Inggris yang punya gaya permainan menyerang dengan pendekatan penguasaan bola. Sistem permainannya berhasil mengangkat performa Brighton & Hove Albion dalam bersaing di papan tengah EPL pada 2019--2022. Potter sempat melatih Chelsea saat ditunjuk menggantikan Thomas Tuchel pada September 2022.

Akan tetapi, ia gagal menguasai ruang ganti dan strateginya tidak berjalan dengan baik. Potter hanya meraih 12 kemenangan dan menelan 11 kekalahan serta 8 imbang dalam 12 pertandingan di semua kompetisi selama menangani Chelsea. Alhasil, Potter dipecat The Blues pada April 2023. Ia beberapa kali dirumorkan akan menangani sejumlah klub, seperti Ajax Amsterdam dan Leicester City. Akan tetapi, Ajax menunjuk Francesco Farioli sebagai manajer baru sedangkan Leicester City lebih memilih Steve Cooper pada musim panas 2024.

Potter juga sempat diisukan mengisi posisi manajer Timnas Inggris setelah ditinggalkan Gareth Southgate usai Euro 2024. Akan tetapi, FA memutuskan menunjuk Thomas Tuchel ketimbang dirinya. Potter kembali diisukan bakal mengisi posisi Cooper yang dipecat Leicester City pada 24 November 2024. Sistem permainan menyerangnya menjadi nilai plus bagi pria berusia 49 tahun itu.

3. Ruud van Nistelrooy menjadi salah satu kandidat kuat

Ruud van Nistelrooy disebut-sebut kandidat kuat mengisi posisi manajer Leicester City. Meski pengalaman melatihnya belum banyak di EPL, tetapi ia diyakini mampu memperbaiki performa Leicester City di EPL dan menjalankan proyek jangka panjang klub. Van Nistelrooy punya rekam jejak apik sebagai manajer tim utama kala menangani PSV Eindhoven pada 2022/2023. 

Ia mencatat 34 kemenangan, 8 imbang, dan 8 kalah dari 50 pertandingan di semua kompetisi. Van Nistelrooy sukses meraih gelar juara KNVB Cup dan Johan Cruyff Shield pada 2022/2023. Ia juga cukup impresif kala menjabat sebagai manajer interim Manchester United. Van Nistelrooy mampu menang 3 kali dan 1 kali imbang tanpa menelan kekalahan dalam 4 pertandingan di semua kompetisi. Inilah yang membuat van Nistelrooy menjadi salah satu kandidat kuat pengganti Cooper di Leicester City.

Leicester City tentu tidak ingin kembali ke Championship pada 2025/2026. Mereka menargetkan bertahan di EPL dan kembali bersaing di papan tengah EPL untuk lolos ke kompetisi antarklub Eropa, seperti Liga Europa atau Liga Konferensi Eropa. Ketiga kandidat di atas punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Siapapun yang ditunjuk sebagai manajer baru Leicester City akan langsung menghadapi tugas berat.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorAtqo