Bagi Etta Eyong, sepak bola bukan hanya karier, melainkan juga sebagai perjalanan spiritual yang inspiratif. Ia memiliki figur yang paling membentuknya saat ini, yaitu Samuel Eto’o dan Robert Lewandowski. Dari Eto’o, ia belajar arti kerja keras dan dedikasi tanpa kompromi. Sementara dari Lewandowski, ia memahami pentingnya timing dan kecerdasan pergerakan tanpa bola di depan gawang.
Barcelona sudah lama mengikuti perkembangannya. Blaugrana sempat mencoba merekrutnya saat masih di Villarreal, tetapi gagal karena kendala finansial. Kini, setelah performanya di Levante melonjak drastis, Barca kembali memantau situasi dengan serius. Mereka menilai Eyong sebagai penerus jangka panjang Lewandowski untuk 2026, apalagi klausul rilisnya relatif terjangkau senilai 30 juta euro (Rp581,9 miliar) untuk klub LaLiga dan 40 juta euro (Rp775,9 miliar) untuk tim di luar liga.
Namun, ketertarikan Barcelona kepada Eyong bukan tanpa pesaing. Real Madrid, Manchester United, Arsenal, dan Chelsea juga memantau pergerakan pemain muda Kamerun ini. Mundo Deportivo melaporkan, Eyong masih memprioritaskan Spanyol dan memiliki kedekatan emosional dengan Barcelona. Ia bahkan pernah difoto mengenakan seragam Barca ketika masih berusia 17 tahun, sebuah tanda awal dari mimpi yang kini mulai mendekati kenyataan.
Di luar lapangan, Eyong menunjukkan sisi personal yang membedakannya dari banyak pemain muda. Ia dikenal religius, rajin berdoa, dan menggunakan waktu luang untuk bermain gim atau menonton anime. Tokoh favoritnya, Piccolo dari Dragon Ball, menjadi inspirasi selebrasinya tiap kali mencetak gol. Baginya, Piccolo melambangkan transformasi dan ketekunan, dua hal yang menggambarkan perjalanan hidupnya dari Douala hingga ke LaLiga.
Kerendahan hati Eyong tampak dari sikapnya dalam menanggapi berbagai rumor transfer. Ia memandang, segala kemungkinan dalam kariernya hanya akan terwujud melalui kerja keras dan konsistensi. Pandangan tersebut menunjukkan kedewasaan seorang pemain yang menyadari jika popularitas merupakan konsekuensi dari dedikasi, bukan tujuan utama. Eyong tetap fokus kepada permainan dan usahanya di lapangan, sambil perlahan menapaki jalan menuju masa depan yang mungkin membawanya ke Camp Nou.
Etta Eyong telah membuktikan, determinasi dan kecerdasan dapat melampaui segala keterbatasan. Dari lapangan anak yang lahir dari lapangan berdebu hingga menjadi incaran Barcelona, ia menapaki jalan yang menghubungkan kerja keras dan impian bagi banyak anak-anak dari Benua Afrika.