Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Potret Jay Idzes menghampiri suporter Timnas Indonesia usai melawan Jepang di SUGBK, Jumat (15/11/2024). (IDN Times/Bimo).
Potret Jay Idzes menghampiri suporter Timnas Indonesia usai melawan Jepang di SUGBK, Jumat (15/11/2024). (IDN Times/Bimo).

Intinya sih...

  • Idzes kritik wasit Ma Ning karena keputusan merugikan Timnas

  • Idzes bangga dengan potensi skuad Timnas untuk masa depan yang lebih baik

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Kapten Timnas Indonesia, Jay Idzes, begitu emosional usai kalah 0-1 dari Irak, Minggu (12/10/2025) dini hari WIB. Maklum, kekalahan itu sekaligus mengubur mimpi Pasukan Garuda ke Piala Dunia 2026.

Timnas dipastikan gagal ke putaran final karena menjadi juru kunci Grup B putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026. Mereka gagal meraih poin lantaran sebelumnya juga keok dari Arab Saudi.

Selepas laga, Idzes menjadi perwakilan Timnas untuk memberikan pernyataan tentang pertandingan tersebut. Dalam pernyataannya, bek Sassuolo itu tampak begitu emosional.

Idzes terlihat menahan agar air matanya tak jatuh. Dia beberapa kali menarik napas panjang. Alisnya juga mengerut sepanjang memberikan pernyataan.

1. Idzes singgung kinerja wasit

Wasit menjadi yang pertama dibahas Idzes. Sang kapten kurang puas dengan kepemimpinan wasit Ma Ning, karena ada sejumlah keputusan yang dianggap merugikan Pasukan Garuda.

Saat pertandingan berlangsung, Idzes beberapa kali tampak frustrasi dengan keputusan yang diberikan Ma Ning. Puncaknya saat gerakan tambahan Zaid Tahseen, yaitu tangan Tahseen yang menghantam wajah Kevin Diks di akhir laga. Idzes memprotes aksi itu, tetapi Ning tetap tak meninjau VAR.

Idzes berusaha tetap bersikap sportif dan jentelmen selepas laga. Dia menghampiri wasit untuk berjabat tangan yang justru ditolak.

"Menurut saya, kami tidak benar pada akhirnya. Wasit yang memutuskan, jadi kami harus menerima itu. Tetapi, jika saya melihat di akhir pertandingan, saya ingin menjabat tangan wasit dan mereka bilang tidak. Maksud saya, saya selalu memberikan rasa hormat. Di lapangan, saya selalu memastikan semua orang menjauhi wasit, saya mencoba berbicara dengan hormat kepada wasit, meskipun mereka membuat beberapa keputusan yang tidak menguntungkan kami," kata Idzes.

"Kami harus tetap menghormati, tetapi itu sulit selama pertandingan, karena begitu banyak yang dipertaruhkan dan semua orang menjadi emosional, sebab semua orang ingin menang. Jadi, sulit untuk, ya, langsung merefleksikan sekarang," ucap Idzes.

2. Idzes bangga dengan skuad Timnas

Di tengah kekecewaannya, Idzes tetap menyanjung Timnas. Idzes menilai skuad Merah Putih memiliki potensi untuk mendobrak panggung yang lebih besar. Masa depan Timnas menjanjikan, mengingat rata-rata usia pemainnya yang tergolong muda.

"Tapi saya hanya ingin mengatakan bahwa saya bangga dengan grup ini. Melawan Arab Saudi, kami jauh dari performa terbaik kami. Anda lihat hari ini, semua orang berjuang. Di sebagian besar waktu, kami memainkan permainan yang bagus. Namun, seperti yang saya katakan, kami tidak memberikan hadiah kepada diri kami sendiri (dengan kemenangan)," kata Idzes.

"Namun, tim ini bukan hanya untuk sekarang. Ini untuk masa depan. Hidup kami tidak berhenti di sini sekarang. Kami memiliki proyek yang indah. Kami memiliki kelompok yang indah. Kami memiliki begitu banyak pemain bagus," ujar Idzes.

3. Terima kasih dan janjinya ke fans Timnas

Idzes berterima kasih sekaligus meminta maaf kepada ribuan fans Timnas yang hadir di tribun kontra Irak. Idzes menegaskan, kegagalan ini bukan akhir dari segalanya. Timnas bakal berjuang untuk mewujudkan mimpinya ke Piala Dunia pada 2030 mendatang.

"Kami punya penggemar yang sangat luar biasa. Kami memiliki chemistry yang sangat baik. Sqya pikir apa yang kita lihat di sini sekarang, tidak hanya hari ini, tetapi di seluruh putaran kualifikasi ini, kita bisa belajar banyak hal," ucap Idzes.

"Dan saya pikir ini adalah pengalaman yang sangat bagus untuk kami. Kami bisa mengambil banyak hal dari pengalaman ini dan mencoba berkembang dan mencoba lolos ke Piala Dunia berikutnya," kata Idzes.

Editorial Team