Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
potret selebrasi gol AC Milan (twitter.com/acmilan)
potret selebrasi gol AC Milan (twitter.com/acmilan)

Musim lalu, AC Milan berhasil finis sebagai runner up Serie A di bawah Inter Milan. Capaian ini menandai kembalinya sang raksasa Eropa ke Liga Champions setelah absen selama 7 tahun. Rossoneri adalah klub kedua dengan trofi Liga Champions terbanyak, dan memiliki sejarah besar di kompetisi Eropa paling elit di level klub tersebut.

Musim ini mereka akan tergabung di grup B, yang dinilai sebagai grup neraka karena berisi Liverpool, Atletico Madrid dan Porto. Lalu, bagaimana peluang AC Milan di grup tersebut? Berikut ini ulasannya.

1. Klub dengan sejarah besar, namun skuad yang masih hijau di Liga Champions sedekade terakhir

Selebrasi gol AC Milan (twitter.com/acmilan)

Meski sudah absen dalam 7 tahun terakhir di Liga Champions, AC Milan adalah tim dengan sejarah besar di Liga Champions. Rossoneri adalah klub kedua dengan trofi terbanyak dalam sejarah Liga Champions, dengan 7 gelar. Terakhir kali mereka menjadi juara terjadi pada 2007 usai kalahkan Liverpool di final.

Setelahnya AC Milan mengalami penurunan performa usai deretan bintangnya pergi. Musim 2013/14 menjadi kali terakhir Rossoneri tampil di Liga Champions, dan tersingkir di babak 16 besar dari Atletico Madrid.

Kini mereka kembali ke 'habitat' aslinya, Liga Champions. Namun AC Milan datang dengan skuad muda yang masih miskin pengalaman di ajang ini. Begitu juga dengan sang pelatih, Stefano Pioli, sehingga banyak pihak menilai Rossoneri tidak akan mampu melangkah jauh di musim ini.

2. Terjebak di grup maut

AC Milan berada di grup B UCL (acmilan.com)

Penilaian di atas cukup masuk akal. Bukan hanya karena skuadnya yang mayoritas kurang berpengalaman di ajang ini, AC Milan juga terjebak di grup B, yang dujuluki grup neraka. Grup ini diisi oleh Liverpool, Atletico Madrid dan Porto, yang rutin berlaga di Liga Champions sedekade terakhir.

Hal ini tak lepas dari koefisien UEFA AC Milan yang rendah karena absen panjang di ajang ini. Sehingga mereka berada di pot terendah dalam pengundian grup. Liverpool dan Atletico Madrid jadi unggulan di grup ini. Namun AC Milan tak perlu berendah diri karena kejutan sangat mungkin terjadi. Apalagi sejak musim lalu mereka tampil cukup konsisten.

3. Berharap kepada duo veteran, Zlatan Ibrahimovic dan Olivier Giroud

potret Olivier Giroud dan Zlatan Ibrahimovic (sempremilan.com)

Di antara skuad AC Milan saat ini, terdapat tiga pemain senior dengan pengalaman tampil di Liga Champions. Mereka adalah Simon Kjaer, Zlatan Ibrahimovic dan Olivier Giroud.

Mereka bakal jadi tumpuan Rossoneri menghadapi kompetisi elit antar klub Eropa ini. Musim lalu Giroud meraih gelar juara bersama Chelsea, sedangkan Ibrahimovic adalah sosok pemimpin, dan sangat berpengalaman.

Duet keduanya dan mental juara yang mereka miliki bakal jadi kunci eksistensi AC Milan di Liga Champions musim ini. Apalagi keduanya bakal jadi andalan untuk menjadi mesin gol.

Meski keduanya sudah dimakan usia, mereka telah membuktikan insting menjebol gawang mereka tak luntur. Ibrahimovic sendiri memiliki catatan 48 gol dari 120 penampilan di ajang ini, sedangkan Giroud mengoleksi 18 gol dari 41 pertandingan. 

4. Head to head dengan klub lainnya

potret AC Milan melawan Liverpool di UCL (thescore.com)

Ketiga tim dalam grup ini bukan lawan asing bagi AC Milan. Rossoneri sudah bertemu Liverpool dalam dua pertandingan, dan keduanya terjadi di babak final dan saling mengalahkan.

Sementara menghadapi Atletico Madrid, AC Milan memiliki rekor yang buruk. Dari dua laga yang terjadi, AC Milan menelan dua kekalahan dengan skor aggregate 5-1.

Porto menjadi lawan yang paling sering dihadapi AC Milan dengan rekor 5 pertemuan. AC Milan unggul dengan meraih 2 kemenangan, berbanding 1 milik Porto, dan sisanya berakhir imbang.

5. Motivasi besar dan skuad muda, AC Milan berpotensi buat kejutan

potret selebrasi gol AC Milan (twitter.com/acmilan)

Target AC Milan di Liga Champions musim ini tampaknya tidak akan muluk-muluk. Lolos dari fase grup saja akan menjadi sebuah prestasi tersendiri. Namun dengan skuad muda, dan kembalinya mereka ke Liga Champions bisa menjadi motivasi tersendiri. Tanpa ekspektasi besar, mereka bisa bermain lepas dan ngotot.

Skuad muda yang mereka miliki pun tidak main-main. Mereka diisi pemain-pemain muda penuh talenta seperti Brahim Diaz, Sandro Tonali, Theo Hernandez dan Fikayo Tomori.

Belum lagi hadirnya gelandang tengah petarung seperti Franck Kessie, Ismael Bennacer dan Bakayoko yang membuat skuad Rossoneri cukup kompetitif di Eropa. Ditambah kehadiran Ibrahimovic, Kjaer dan Giroud, AC Milan memiliki keseimbangan untuk mengejutkan Eropa di musim ini.

 

Musim ini akan menjadi langkah baru bagi AC Milan dengan berlaga di Liga Champions setelah absen 7 tahun. Meski Liga Champions adalah habitat asli Rossoneri, skuad yang mereka miliki saat ini masih belum berpengalaman di level tertinggi kompetisi antar klub. Namun itu menjadi tantangan tersendiri bagi mereka, yang sedang membangun kembali kejayaan klub.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team