Faktanya, ini bukan pertama kalinya Singapura absen dalam turnamen kelompok umur AFF. Dalam beberapa edisi sebelumnya, FAS juga pernah mengambil keputusan serupa karena alasan pengembangan jangka panjang.
Keputusan itu sering kali menuai pro dan kontra di kalangan penggemar, tetapi FAS tetap berpegang pada rencana strategis mereka.
Mereka percaya bahwa langkah-langkah ini akan memberikan fondasi yang kuat bagi masa depan sepak bola di negara mereka. Fokus pada kualitas daripada kuantitas menjadi prinsip utama dalam pembinaan generasi muda. Dengan konsistensi dalam strategi, bukan tidak mungkin sepak bola Singapura bisa bersaing lebih baik di level Asia dalam beberapa tahun ke depan.
Ketidakhadiran Singapura di AFF U-23 2025 memang memicu tanda tanya besar bagi banyak pihak. Namun, keputusan ini tampaknya bukan diambil secara tiba-tiba, melainkan merupakan bagian dari rencana panjang dalam memperkuat ekosistem sepak bola nasional mereka. FAS lebih memilih membangun pondasi yang kuat daripada mengejar prestasi sesaat.
Langkah ini bisa menjadi contoh bahwa setiap federasi memiliki prioritas masing-masing dalam mengembangkan sepak bola. Meskipun mengecewakan bagi para pendukung, keputusan FAS ini justru bisa menjadi awal dari kebangkitan sepak bola Singapura di masa depan. Menarik untuk ditunggu bagaimana hasil dari strategi ini dalam beberapa tahun ke depan.