Andy Robertson (premierleague.com)
Lini tengah menjadi sektor paling bermasalah di Liverpool pada 2023/2024. Mereka memang membeli empat gelandang baru, tetapi semuanya butuh waktu untuk beradaptasi dan membangun komunikasi dengan baik. Ditambah lagi, permainan Trent Alexander-Arnold dan Andrew Robertson belum sepenuhnya membaik usai tampil buruk sepanjang 2022/2023.
Juergen Klopp mencoba memainkan Alexander-Arnold sebagai inverted full back, tetapi sisi kanan Liverpool menjadi melemah karena Salah tidak mendapatkan dukungan dari bek kanan. Sementara itu, Robertson sempat absen cukup lama sehingga permainannya masih inkonsisten. Kedua pemain ini merupakan kunci dalam permainan gegen pressing yang diterapkan Klopp selama melatih Liverpool. Mereka butuh dukungan dari lini tengah yang tangguh dan punya visi.
Masalahnya, Klopp berulang kali merombak lini tengah karena semuanya tampil inkonsisten. Akibatnya, serangan Liverpool kurang kreativitas dan lebih sering mengandalkan umpan silang dari Alexander-Arnold dan Robertson. Dilansir Fotmob, Liverpool hanya mencatat 57 persen akurasi umpan silang dan 69 persen operan saat kalah 0-1 kontra Crystal Palace pada pekan 33. Parahnya lagi, The Reds hanya mencatat 22 persen akurasi umpan silang ketika takluk 0-2 melawan Everton pada pekan 35. Kehebatan Liverpool dalam menciptakan peluang lewat umpan silang sudah tidak begitu dahsyat seperti periode 2018--2022.
Liverpool memang belum layak meraih empat gelar juara semusim dengan kualitas permainan yang tidak konsisten. The Reds harus merelakan kepergian sang manajer, Juergen Klopp, tanpa merengkuh titel juara Premier League atau Liga Europa karena kesalahan sendiri. Kepergian Klopp bisa menjadi momen Liverpool untuk mengevaluasi kinerja seluruh pemain dan melakukan perubahan besar-besaran bersama manajer baru pada 2024/2025.