Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi stadion sepak bola
ilustrasi stadion sepak bola (pexels.com/Dom Le Roy)

Intinya sih...

  • Aston Villa finis sebagai runner-up EPL 1992/1993 setelah menduduki peringkat keempat pada pekan ke-17.

  • Aston Villa gagal menjadi juara meski sempat memuncaki klasemen pada pekan ke-17 EPL 1998/1999.

  • Aston Villa turun dua peringkat setelah berada di urutan keempat pada pekan ke-17 EPL 2008/2009 dan 2009/2010.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Aston Villa berhasil mengalahkan Manchester United 2-1 pada pekan ke-17 English Premier League (EPL) 2025/2026, Minggu (21/12/2025). Kemenangan itu membuat Aston Villa menduduki peringkat ketiga klasemen sementara. Tim berjuluk The Lions tersebut bahkan hanya tertinggal tiga poin dari Arsenal di puncak klasemen.

Aston Villa memang dikenal sebagai salah satu tim kuda hitam di EPL. Mereka bahkan beberapa kali menembus empat besar pada pekan ke-17. Mari menilik apa yang terjadi setelah Aston Villa menempati peringkat empat besar EPL pada pekan ke-17 sebelum 2025/2026.

1. Aston Villa mengakhiri EPL 1992/1993 sebagai runner-up setelah menduduki peringkat keempat pada pekan ke-17

Aston Villa membuka musim 1992/1993 dengan cukup buruk. Mereka tak meraih kemenangan hingga pekan kelima menghadapi Sheffield United. Hasil itu sempat membuat Aston Villa terjerembab hingga ke urutan ke-18.

The Lions bangkit setelah hasil buruk pada awal musim. Rentetan hasil positif membuat Aston Villa bertengger di peringkat keempat pada pekan ke-17. Mereka bahkan sempat menghuni puncak klasemen dalam beberapa pekan setelahnya.

Sayang, Aston Villa gagal menjadi juara pada akhir musim. Tiga kekalahan beruntun pada akhir musim membuat mereka harus puas sebagai runner-up di bawah Manchester United. Peringkat kedua merupakan hasil terbaik Aston Villa pada era EPL.

2. Aston Villa gagal menjadi juara meski sempat memuncaki klasemen pada pekan ke-17 EPL 1998/1999

Aston Villa membuka musim 1998/1999 dengan begitu cemerlang. The Lions bahkan tak terkalahkan dalam 12 pertandingan awal. Rentetan hasil apik tersebut membuat Aston Villa bertengger di puncak klasemen pada pekan ke-17. Posisi yang sudah mereka huni sejak pekan kelima.

Sayang, performa Aston Villa mengalami penurunan pada paruh kedua. Mereka sempat menjalani sepuluh pertandingan tanpa kemenangan. Hasil buruk tersebut membuat Aston Villa terjun bebas ke urutan keenam pada akhir musim.

3. Aston Villa turun dua peringkat setelah berada di urutan keempat pada pekan ke-17 EPL 2008/2009

Aston Villa asuhan Martin O'Neill memiliki skuad yang cukup tangguh pada 2008/2009. Mereka diperkuat beberapa pemain bagus, seperti Brad Friedel, Ashley Young, Gareth Barry, James Milner hingga Gabriel Agbonlahor. Skuad tersebut berhasil mengantar The Lions menduduki peringkat keempat pada pekan ke-17.

Sayang, Aston Villa harus turun dua posisi ke peringkat keenam pada akhir musim. Finis di peringkat keenam membuat Aston Villa mendapat tiket ke Piala UEFA atau yang kini lebih dikenal sebagai Liga Europa. Itu menjadi penampilan pertama mereka di kompetisi yang sama sejak 2001/2002

4. Aston Villa meraih hasil serupa di EPL 2009/2010

Aston Villa membuka musim 2009/2010 dengan kekalahan 0-2 dari Wigan Athletic. Namun, mereka meraih empat kemenangan beruntun setelahnya. Performa konsisten Aston Vill membuat mereka menduduki peringkat keempat pada pekan ke-17.

Sayang, sama seperti musim sebelumnya, Aston Villa kembali mengakhiri musim di peringkat keenam. Hasil itu kembali membuat Aston Villa harus puas bermain di Liga Europa. Mereka tertinggal enam poin dari Tottenham Hotspur yang menghuni peringkat keempat sekaligus tiket terakhir ke Liga Champions.

5. Aston Villa mengakhiri EPL 2023/2024 di peringkat keempat setelah menempati urutan ketiga pada pekan ke-17

Aston Villa menunjuk Unai Emery sebagai manajer pada pertengahan 2022/2023 menggantikan Steven Gerrard. Emery sukses membawa Aston Villa finis di peringkat ketujuh pada akhir musim. Padahal, The Lions sempat terperosok ke jurang degradasi.

Performa lebih baik ditunjukkan Emery pada 2023/2024. The Lions sukses ia bawa menempati urutan ketiga pada pekan ke-17. Pada akhir musim, Aston Villa finis di peringkat keempat sekaligus menyegel tiket Liga Champions untuk kali pertama sejak menjadi juara pada 1981/1982.

Aston Villa berhasil menembus empat besar sebanyak lima kali pada pekan ke-17 sebelum 2025/2026. Namun, performa mereka cenderung menurun setelahnya kecuali pada 1992/1993 ketika finis sebagai runner-up. Menarik untuk menyaksikan di mana peringkat Aston Villa pada akhir 2025/2026.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team