Sebagai perhelatan terbesar di dunia sepak bola, Piala Dunia layak diapresiasi tidak sekadar dari sisi olahraga. Selama puluhan tahun sejak pertama kali digelar pada 1930, turnamen ini lekat dengan keragaman etnis yang patut diacungi jempol.
Piala Dunia mengadu tim-tim nasional dari berbagai belahan dunia yang secara tidak langsung menjadi landasan perkenalan sosial dan budaya. Aspek lain juga sangat kentara dari tuan rumah, di mana tiap edisi dihelat di negara yang berbeda.
Masih banyak faktor lain yang bisa menjelaskan hal ini. Salah satu yang bisa diambil contohnya adalah Timnas Prancis, juara Piala Dunia jilid ke-21 pada 2018 di Rusia. Banyak pelajaran yang bisa kita petik dari mereka.
Setelah ditelisik lebih dalam mengenai resep rahasia Timnas Prancis dalam merengkuh gelar, ternyata talenta bukanlah bahan inti. Melansir The Guardian, tim berjuluk Les Bleus tersebut lebih mengedepankan etika dan persatuan.
Wajar saja, Prancis sendiri merupakan salah satu negara dengan isu sosial yang pelik, terutama rasisme. Namun, kehadiran sepak bola memberikan dampak berbeda. Keragaman entis seolah menjadi penguat citra sepak bola itu sendiri.