Fabio Grosso di tengah kerumunan pendukung Frosinone. (instagram.com/frosinonecalcio)
Keberhasilan ini membuat Frosinone jadi sorotan. Sorot paling terang mengenai sang pelatih, Fabio Grosso. Ia bukan pelatih high-profile pertama yang pernah direkrut Frosinone.
Sebelum Grosso, legenda Italia Alessandro Nesta pernah mengasuh mereka selama 630 hari sepanjang 2019--2021. Saat itu, Nesta sepertinya diberi misi untuk mengembalikan tim ke Serie A. Namun, selama 2 musim bersama Nesta, posisi Frosinone stagnan di peringkat 10 besar Serie B.
Grosso kemudian ditunjuk menggantikan Nesta pada Maret 2021. Pada musim debutnya, Ia tidak serta merta membawa perubahan signifikan dalam klub. Peringkat Frosinone pun tetap stagnan di sepuluh besar. Baru pada 2022/2023, Grosso membawa Frosinone meroket ke puncak klasemen Serie B. Frosinone yang rata-rata mengantongi belasan kemenangan per musim merebut lebih dari 20 kemenangan pada periode ini.
Secara taktik, Fabio Grosso sebenarnya cukup suka bereksperimen dengan mengganti formasi dan rotasi pemain. Seperti yang dirangkum Total Football Analysis, pada 2021/2022, Grosso sering menggunakan formasi 4-1-4-1 dan 4-3-3. Musim ini, ia lebih sering memasang formasi 4-2-3-1 dan 4-4-2. Sesekali 4-1-4-1 masih ia pakai bila butuh bermain lebih terbuka.