10 Klub Tertua di Indonesia, Ada yang Sudah 1 Abad

Kompetisi sepak bola Indonesia telah bergulir sejak lama. Penggemar sepak bola Indonesia era 1970-1990 mungkin sudah tidak asing dengan kompetisi Galatama dan Perserikatan. Seiring waktu, kompetisi sepak bola di Indonesia pun sempat berganti-ganti nama, seperti Indonesia Super League (ISL) hingga Liga 1 Indonesia.
Ada beberapa klub sepak bola Indonesia yang sudah lahir sejak awal abad ke-20 dan masih eksis hingga sekarang. Bahkan, klub sepak bola yang tertua baru saja menjuarai Liga 1 musim lalu. Ada juga beberapa klub yang saat ini bermain di Liga 3 Indonesia.
Berikut daftar klub tertua di Indonesia yang usianya hampir menginjak satu abad dan ada pula yang sudah lebih dari seabad. Simak selengkapnya di bawah ini.
1. PSM Makassar (1915)
Klub tertua di Indonesia nomor satu adalah PSM Makassar yang sudah berdiri sejak 1915. Tepatnya, PSM Makassar didirikan pada 2 November 1915 dengan nama Makassar Voetbal Bond (MVB).
Pada awal pembentukannya, kepengurusan MVB tidak hanya diisi oleh pribumi, tapi juga beberapa orang keturunan Belanda. Namun, saat Jepang menjajah Indonesia pada 1940-an, MVB mengalami masa-masa sulit. Pengurus MVB keturunan Belanda ditangkap, sedangkan pekerja pribumi menjadi romusha.
Kemudian Jepang mengubah semua nama Belanda menjadi nama Indonesia untuk mendapatkan simpati dari rakyat. Termasuk Makassar Voetbal Bond yang diganti menjadi Persatoean Sepakbola Makassar. Hingga saat ini yang kita kenal sebagai PSM Makassar.
PSM Makassar menjadi klub tertua di Indonesia yang masih eksis hingga sekarang. Bahkan musim lalu PSM Makassar berhasil menjuarai Liga 1 Indonesia 2022/2023.
2. PPSM Magelang (1919)
PPSM Magelang didirikan pada 15 Maret 1919 oleh Wihardjo dengan nama Indonesische Voetbal Bond Magelang (IVBM). Klub tertua kedua di Indonesia ini menjadi salah satu pelopor yang ikut mendirikan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI).
Setelah PSSI dibentuk, IVBM pun mengganti namanya menjadi Perserikatan Persepakbolaan Sakti Magelang atau PPSM Magelang.
Sepanjang perjalanannya, PPSM Magelang sempat mengalami naik turun kasta pada era perserikatan, Divisi utama, Divisi I hingga Divisi III. Saat ini, PPSM Magelang berlaga di Liga 3 Indonesia.
3. Persis Solo (1923)
Klub sepak bola tertua di Indonesia yang ketiga adalah Persis Solo. Klub kebanggaan warga Surakarta, Jawa Tengah ini dibentuk pada 8 November 1923 oleh Sastrosaksono, Raden Ngabehi Reksodiprodjo, dan Sutarman. Sama seperti PPSM, Persis Solo juga merupakan salah satu klub pendiri PSSI.
Pada awal pembentukannya, Persis Solo bernama Vorstenlandsche Voetbal Bond (VVB). Baru setelah PSSI terbentuk, klub ini berganti nama menjadi Persis Solo.
Nama Persis Solo makin melejit setelah anak Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep mengakuisisi kepemilikan klub. Saat ini, Persis Solo berlaga di Liga 1 Indonesia setelah berhasil promosi dari Liga 2 pada 2021.
4. Persisam Samarinda (1925)
Klub tertua di Indonesia berikutnya adalah Persisam Samarinda yang berdiri sejak 1925. Klub asal Borneo ini cukup menjadi perbincangan para penggemar sepak bola tanah air karena ada perbedaan pendapat tentang tahun berdirinya klub ini dan julukan 'klub siluman' usai berganti kepemilikan serta nama menjadi Bali United.
Persisam 1925
Jika ditarik jauh ke belakang, Persisam merupakan klub eks Perserikatan yang sudah ada sejak 1925. Persisam didanai oleh Pemerintah Kota Samarinda lewat APBD. Seiring waktu, prestasi Persisam kian menurun hingga pada 2002 harus turun ke Divisi II.
Di satu sisi, Kota Samarinda juga memiliki klub sepak bola profesional lain bernama Putra Samarinda (Pusam) yang berdiri pada 1989 dan berlaga di Galatama. Bedanya, Pusam dikelola oleh pihak swasta.
Awalnya, Pusam memiliki nama yang lebih mentereng. Pusam sering mengikuti kompetisi-kompetisi nasional. Pusam juga sempat diperkuat legenda sepak bola dunia asal Kamerun, Roger Milla.
Namun eksistensi Pusam mulai menurun saat krisis moneter 1998. Mengingat pendanaan hanya dari satu orang tanpa adanya bantuan pemerintah. Akhirnya, Pusam sempat mengundurkan diri dari Divisi Utama Ligina dan kembali didegradasi ke Divisi II.
Merger menjadi Persisam Putra Samarinda
Setelah 'mati suri' dari kancah sepak bola nasional, Persisam Samarinda milik Pemkot yang sudah berdiri sejak 1925 mengambil alih lisensi Pusam dengan bantuan dana APBD. Hasilnya, klub bernama Persisam Putra Samarinda berhasil tampil kembali di Divisi II Ligina.
Berubah menjadi Bali United
Persisam Putra Samarinda memang sempat menjuarai Divisi Utama pada 2008, bahkan promosi ke ISL. Namun pamornya kemudian menurun dan hampir bangkrut pada 2014.
Kemudian untuk menyelamatkan klub ini dari pailit, pengusaha bernama Pieter Tanuri mengambil alih Persisam Putra Samarinda pada 15 Februari 2015. Akuisisi ini sekaligus mengganti nama Persisam Putra Samarinda menjadi Bali United FC di bawah badan usaha PT Bali Bintang Sejahtera. Selain itu, markas Persisam Putra Samarinda resmi dipindah dari Stadion Palaran, Samarinda menjadi Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar.
Harbiansyah Hanafiah selaku Komisaris utama Persisam Putra Samarinda mengatakan kalau pihaknya bersedia menyerahkan kepemilikan klub beserta perubahan nama dan markas. Alasannya karena Bali belum memiliki klub sepak bola profesional yang berlaga di Liga 1 dan menyelamatkan klub dari kebangkrutan.
5. Persiwa Wamena (1925)
Persiwa Wamena menjadi klub tertua di Indonesia berikutnya yang berdiri sejak 1925. Klub yang berbasis di Distrik Wamena, Kabupaten Jayawijaya ini dijuluki "Badai Pegunungan" karena terletak di wilayah Papua Pegunungan.
Meski sudah berdiri sejak 1925, Persiwa Wamena baru merasakan kasta tertinggi sepak bola Indonesia pada 2005. Tepatnya tahun pertama era Indonesia Super League (ISL).
Persiwa Wamena juga mendapat julukan Cendrawasih Hijau dan sempat mengalami masa-masa kejayaannya di ISL. Pada ISL 2008, Persiwa sempat finish di posisi runner up.
Bahkan, Persiwa juga diberikan julukan Jago Kandang karena dari 17 pertandingan di kandang, mereka berhasil menyapu bersih dengan hasil kemenangan. Sementara dari 17 laga tandang, Persiwa hanya menang 4 kali, sisanya 10 kalah dan 3 seri.
Namun, performanya mulai menurun sejak Persiwa Wamena didiskualifikasi sebagai peserta ISL 2015 karena tidak memenuhi persyaratan finansial maupun infrastruktur.
6. Persekap Pasuruan (1926)
Klub tertua berikutnya adalah Persekap Pasuruan yang sudah berdiri sejak 1926. Klub ini bermarkas di Stadion Untung Suropati, Pasuruan, Jawa Timur. Persekap sempat merasakan titel juara dengan memenangkan Divisi I Liga Indonesia pada 2012. Namun, saat ini Persekap harus puas berjuang di kasta Liga 3 Indonesia untuk wilayah Jawa Timur.
7. Persebaya Surabaya (1927)
Persebaya Surabaya adalah klub sepak bola yang didirikan pada 18 Juni 1927 oleh M. Pamoedji dan Paidjo. Dulunya, klub kebanggaan rakyat Surabaya ini bernama Soerabhaiasche Indonesische Voetbal Bond (SIVB). SIVB yang didominasi orang pribumi ini merupakan pesaing Soerabhaiasche Voetbal Bond (SVB), klub sepak bola yang didirikan orang Belanda.
SIVB juga menjadi salah satu klub pendiri PSSI pada 1930. Lalu baru pada 1943, nama SIVB diganti menjadi Persatuan Sepakbola Indonesia Surabaja (Persebaja).
Persebaya Surabaya sempat mengalami dualisme sekitar tahun 2010-2017, sehingga mengundang perhatian publik sepak bola tanah air. Meski begitu, saat ini Persebaya Surabaya telah kembali dan berlaga di Liga 1 Indonesia.
8. Persija Jakarta (1928)
Bicara soal klub tertua di Indonesia tidak akan bisa lepas dari Persija Jakarta. Persija berdiri pada November 1928 dengan nama Voetbalbond Indonesia Jacatra (VIJ). Persija didirikan oleh Soeri dan A. Alie di Tanah Abang.
Persija sempat berjaya dengan sering menjuarai kompetisi sepak bola tanah air. Mulai dari tahun 1931, 1933, 1934, 1938, 1954, 1964, 1973, 1975, dan 2001. Sama seperti beberapa klub sebelumnya, Persija Jakarta menjadi suatu perkumpulan kritis dan ikut serta dalam pendirian PSSI saat itu.
9. PSBI Blitar (1928)
Klub tertua di Indonesia yang kini tidak bernasib baik berikutnya adalah PSBI Blitar. PSBI Blitar berdiri sejak Desember 1928 dengan nama Persatuan Sepakbola Bangsa Indonesia (PSBI). Lalu saat Ir. Soekarno tidak lagi menjabat sebagai Presiden RI, PSBI dibawa ke Blitar, tempat kelahiran Ir. Soekarno. Sejak saat itu, namanya berubah menjadi Persatuan Sepakbola Indonesia Blitar atau PSBI Blitar.
Kini, PSBI Blitar berlaga di Liga 3 Indonesia dan bermarkas di Stadion Aryo Blitar, Stadion Gelora Soeprijadi, dan Stadion Gelora Panataran.
10. PSP Padang (1928)
Klub tertua di Indonesia yang terakhir adalah PSP Padang yang berdiri pada 1928 dengan nama Sport Vereniging Minang (SVM). Saat itu, SVM diketuai oleh Dr. Hakim. Namanya kemudian sempat berganti menjadi Ilans Padang Electal (IPE). Namun, pemerintah kolonial Belanda mengganti dan membentuk kembali organisasi sepak bola di Padang pada 1935 dengan nama Voetballbond Padang En Omstreken (VPO).
Setelah Belanda pergi dari Indonesia, Jepang yang datang kemudian mengganti VPO menjadi Persatuan Sepak Bola Padang dan diketuai oleh Yusuf St. Mantari. Saat ini, PSP Padang berlaga di Liga 3 Indonesia Sumatra barat.
Demikianlah daftar klub tertua di Indonesia yang usianya sudah hampir satu abad, bahkan lebih. Ada klub kebanggaanmu?