Putra Samarinda (Twitter.com/PusamSamarinda)
Klub tertua di Indonesia berikutnya adalah Persisam Samarinda yang berdiri sejak 1925. Klub asal Borneo ini cukup menjadi perbincangan para penggemar sepak bola tanah air karena ada perbedaan pendapat tentang tahun berdirinya klub ini dan julukan 'klub siluman' usai berganti kepemilikan serta nama menjadi Bali United.
Persisam 1925
Jika ditarik jauh ke belakang, Persisam merupakan klub eks Perserikatan yang sudah ada sejak 1925. Persisam didanai oleh Pemerintah Kota Samarinda lewat APBD. Seiring waktu, prestasi Persisam kian menurun hingga pada 2002 harus turun ke Divisi II.
Di satu sisi, Kota Samarinda juga memiliki klub sepak bola profesional lain bernama Putra Samarinda (Pusam) yang berdiri pada 1989 dan berlaga di Galatama. Bedanya, Pusam dikelola oleh pihak swasta.
Awalnya, Pusam memiliki nama yang lebih mentereng. Pusam sering mengikuti kompetisi-kompetisi nasional. Pusam juga sempat diperkuat legenda sepak bola dunia asal Kamerun, Roger Milla.
Namun eksistensi Pusam mulai menurun saat krisis moneter 1998. Mengingat pendanaan hanya dari satu orang tanpa adanya bantuan pemerintah. Akhirnya, Pusam sempat mengundurkan diri dari Divisi Utama Ligina dan kembali didegradasi ke Divisi II.
Merger menjadi Persisam Putra Samarinda
Setelah 'mati suri' dari kancah sepak bola nasional, Persisam Samarinda milik Pemkot yang sudah berdiri sejak 1925 mengambil alih lisensi Pusam dengan bantuan dana APBD. Hasilnya, klub bernama Persisam Putra Samarinda berhasil tampil kembali di Divisi II Ligina.
Berubah menjadi Bali United
Persisam Putra Samarinda memang sempat menjuarai Divisi Utama pada 2008, bahkan promosi ke ISL. Namun pamornya kemudian menurun dan hampir bangkrut pada 2014.
Kemudian untuk menyelamatkan klub ini dari pailit, pengusaha bernama Pieter Tanuri mengambil alih Persisam Putra Samarinda pada 15 Februari 2015. Akuisisi ini sekaligus mengganti nama Persisam Putra Samarinda menjadi Bali United FC di bawah badan usaha PT Bali Bintang Sejahtera. Selain itu, markas Persisam Putra Samarinda resmi dipindah dari Stadion Palaran, Samarinda menjadi Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar.
Harbiansyah Hanafiah selaku Komisaris utama Persisam Putra Samarinda mengatakan kalau pihaknya bersedia menyerahkan kepemilikan klub beserta perubahan nama dan markas. Alasannya karena Bali belum memiliki klub sepak bola profesional yang berlaga di Liga 1 dan menyelamatkan klub dari kebangkrutan.