Jakarta, IDN Times - Kedatangan Patrick Kluivert ke kursi pelatih Timnas Indonesia menghadirkan sensasi tersendiri. Fans terbelah, ada yang tak setuju Kluivert jadi pelatih Timnas karena berbaga alasan.
Salah satu yang dipertanyakan fans Timnas adalah pengalaman Kluivert yang minim. Sepak terjangnya selama menjadi pelatih tidak terlalu mentereng. Kebanyakan, Kluivert menjadi asisten pelatih, ketimbang juru taktik utama
Memang, dia sempat berguru dengan Louis van Gaal, Ange Postecoglou, dan sejumlah pelatih beken lainnya. Bahkan, Kluivert menjadi salah satu asisten kala membawa Belanda finis ketiga di Piala Dunia 2014.
Namun, ketika promosi menjadi pelatih utama bersama Curacao pencapaiannya tak memuaskan. Kemudian, dia juga cuma sebentar menangani klub Turki, Adana Demirspor. Sempat ada ulasan dari media Belanda dengan diksi "mediocre run" atas pencapaian Kluivert dengan Adana, buntut dari empat laga tanpa kemenangan.
Situasi yang disadari Kluivert. Pria 47 tahun itu pun sadar pekerjaannya di Timnas tak akan mudah karena punya beban ganda, memenangkan laga di lapangan dan hati fans.