Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Instagram.com/bonuccileo19
Instagram.com/bonuccileo19

Kehebatan sebuah tim nasional sepak bola tak cuma ditentukan oleh berapa gol yang bisa  mereka cetak. Faktor lain, yaitu lini pertahanan juga sangat penting. Terlebih, pada sepak bola modern, strategi menyerang kerap dibangun dari lini pertahanan. Nah, di lini pertahanan ini biasanya ada duet maut yang siap menghalau serangan lawan.

Berikut adalah 5 duet maut yang kerap ditakuti para penyerang lawan. Tak sekadar kokoh, peran mereka juga mampu mengantarkan negaranya menjadi juara.

1. Giorgio Chiellini-Leonardo Bonucci

Instagram.com/bonuccileo19

Di mana ada Giorgio Chiellini, di situlah ada Leonardo Bonucci. Keduanya adalah paket komplit yang bikin pusing penyerang lawan. Sejak bertandem di lini belakang, Italia belum pernah terkalahkan dalam 34 pertandingan terakhir sejak tahun 2018. Puncaknya adalah ketika keduanya mampu mengangkat Piala Eropa 2020. Padahal, usia keduanya tak muda lagi. Chiellini sudah berumur 36 tahun, sementara Bonucci dua tahun lebih muda. The New York Times bahkan menyebut tandem ini sebagai The Art of Defence.

Tak hanya di tim nasional, dua pemain juga menjadi andalan Juventus di Liga Italia. Berduet sejak tahun 2011, duet ini menyumbangkan berbagai gelar, baik domestik maupun internasional. Keduanya sempat berpisah pada tahun 2017 saat Bonucci memilih pindah ke AC Milan. Lantaran tak mujur, ia balik kucing ke Juventus dan kembali meraih Scudetto.

2. Raphael Varane-Samuel Umtiti

Twitter.com/LaLigaEN

Jika Italia punya Chiellini-Bonucci, Prancis memiliki duo bek tengah Raphael Varane-Samuel Umtiti. keduanya sukses menjadi tembok kokoh dan mampu membawa Prancis menjadi juara Piala Dunia 2018. Tak hanya bertahan, duet maut ini juga kerap menjadi motor serangan dari pertahanan.

Sayangnya, aksi duet ini tak bisa dilihat di Piala Eropa 2020 karena Umtiti tak masuk skuad. Pada Piala Eropa 2020 lalu, pelatih Prancis, Didier Deschamps lebih sering menduetkan Varane dengan Presnel Kimpembe. Sebenarnya kedua pemain ini juga bermain cukup baik. Sayang, langkah mereka harus terhenti melalui adu penalti di babak 16 besar.

3. Gerard Pique-Charles Puyol

vbetnews.com

Jika Italia punya Chiellini dan Bounucci, Spanyol memiliki duet sehati Gerard Pique dan Charles Puyol. Kebersamaan mereka membuahkan gelar juara Piala Dunia 2010 dan Piala Eropa 2012. 

Di Barcelona, keduanya adalah duet maut yang tak tergantikan. Puncaknya pada tahun 2009 lalu. Keduanya mengantarkan Barcelona meraih enam gelar sekaligus dalam satu musim. Keenam gelar itu antara lain, Liga Spanyol, Copa Del Rey, Liga Champions, Piala Super Spanyol, Piala Super Eropa, serta Piala Dunia antar klub. Dengan raihan itu, keduanya bisa jadi duet bek tengah terbaik dunia yang belum tergantikan hingga saat ini.

4. Alessandro Nesta-Fabio Cannavaro

Instagram.com/nesta

Jauh sebelum Chiellini-Bonucci, Italia juga memiliki duet bek tengah tangguh. Mereka adalah Alessandro Nesta dan Fabio Cannavaro. Keduanya berhasil membawa Italia menjuarai Piala Dunia 2006. Keduanya sukses memadu lini pertahanan meski berasal dari dua klub yang saling menjadi rival. Nesta adalah penggawa AC Milan kala itu, sementara Cannavaro merupakan bek Juventus. Usut punya usut, kekompakan mereka ternyata sudah terjalin lama. Keduanya sudah berduet sejak berada di skuad muda, tepatnya pada Piala Eropa U-21 tahun 1996. 

5. Jerome Boateng-Mats Hummels

dw.com

Cerita duet bek tengah di klub yang mampu mengangkat trofi juga dimiliki oleh Timnas Jerman. Keduanya adalah bek Bayern Munchen, Jerome Boateng dan Mats Hummels. Pertahanan kokoh mereka mampu membawa Jerman menjuarai Piala Dunia 2014. Pada gelaran tersebut, Jerman pun hanya kebobolan enam gol. Keduanya sempat kembali dipasangkan pada Piala Dunia 2018. Sayang, kala itu Jerman malah kandas di babak penyisihan. Di Piala Eropa 2020, pelatih Joaochim Low pun hanya membawa Hummels. 

 

Itu tadi duet bek tengah tangguh yang mampu mempersembahkan piala untuk negaranya. Tak sekadar duet di lapangan, mereka adalah sobat karib di luar lapangan. Semoga bisa jadi contoh buat para pemain Indonesia ya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorKuncoro