Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Pelatih Malut United, Imran Nahumarury. (Dok. Malut).
Pelatih Malut United, Imran Nahumarury. (Dok. Malut).

Jakarta, IDN Times - Pemecatan Imran Nahumarury dan Yeyen Tumena dari kursi pelatih serta Direktur Teknik Malut United memang menjadi sorotan publik sepak bola nasional. Sebab, menurut manajemen Malut United, pelanggaran yang dilakukan keduanya terbilang serius.

Wakil Manajer Malut United, Asghar Saleh, menyatakan keputusan itu harus diambil atas dasar integritas klub dan membersihkan budaya sepak bola dari praktik menyimpang. Keduanya, dijelaskan Asghar, dipecat atas temuan praktik pemotongan gaji pemain.

Asghar juga menyatakan, sejumlah pemain sempat mengaku pernah dimintai uang agar bisa bermain. Tentunya, hal tersebut menggoyang integritas di level kepelatihan.

"Kami kecewa berat. Ada pemain yang mengaku harus setor uang agar bisa bermain. Gaji pemain juga diambil dan itu jelas melanggar," kata Asghar dilansir ANTARA.

1. Imran sudah minta maaf, Yeyen belum

Pelatih kepala Malut United yakni Imran Nahumarury (kiri) dan pemain Yance Sayuri (kanan) dalam jumpa pers pada 27 Desember 2024. (Dok. PT Liga Indonesia Baru)

Asghar menyatakan Imran sudah meminta maaf atas tindakannya. Permintaan maaf itu dituliskan secara resmi lewat sebuah surat. Dalam surat tersebut, Imran mengakui kesalahannya.

"Imran sudah minta maaf secara tertulis dan berjanji tak memperpanjang masalah ini di media. Kami menerimanya dengan lapang dada dan berharap jadi pelajaran pribadi buatnya," ujar Asghar.

Namun, sikap berbeda diambil oleh Yeyen. Hingga kini, menurut Asghar, Yeyen belum meminta maaf. Akhirnya, manajemen Malut United membuka opsi untuk membawanya ke ranah hukum dan Komisi Disiplin PSSI.

2. APSSI ambil tindakan

Striker Malut United yakni Diego Martinez (kiri) dan pelatih kepala Malut United yaitu Imran Nahumarury (kanan) dalam sesi official training di Stadion BJ Habibie Parepare pada 9 Mei 2025. (Instagram.com/malutunitedfc)

Asosiasi Pelatih Sepak Bola Seluruh Indonesia juga buka suara terkait kasus ini. Dalam rapat Komite Eksekutif yang digelar secara virtual, Selasa (24/6/2025), APSSI akhirnya memutuskan agar Yeyen dinon-aktifkan sementara dari jabatan Ketua.

Imran pun mendapat perlakuan serupa dari jabatannya sebagai Badan Teknik Divisi Sepak Bola APSSI. Untuk sementara, posisi Yeyen diisi oleh Zuchli Imran Putra.

"Karena penunjukan ini bersifat sementara, kami berharap Coach Zuchli Imran Putra segera bekerja untuk mempersiapkan Kongres APSSI yang akan memilih Ketua APSSI dan struktur kepengurusan baru," kata anggota Exco APSSI, Fakhri Husaini, dalam keterangan resminya, Rabu (25/6/2025).

3. Siap kasih pendampingan

APSSI juga menyatakan siap memberikan pendampingan kepada Yeyen dalam kasus yang dihadapinya. Menurut anggota Exco APSSI, Rahmad Darmawan, pihaknya harus aktif dalam menanggapi situasi tersebut.

"Saat ini, coach Yeyen Tumena perlu fokus dan mendapatkan ketenangan dalam menghadapi situasi pelik. APSSI harus terlibat aktif dalam situasi ini dan memberikan solusi," ujar pria yang akrab disapa RD tersebut.

Editorial Team