Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
WhatsApp Image 2025-08-23 at 18.49.16.jpeg
Laga Persija lawan Malut United di JIS. (Dok. Persija)

Intinya sih...

  • Souza mengeluhkan rumput JIS yang tidak bagus meski stadionnya megah. Para pemain juga tidak suka lapangan JIS.

  • Kualitas rumput lapangan mempengaruhi perubahan skema tim. Di liga-liga top Eropa, lapangan memungkinkan permainan yang cepat.

  • Keluhan soal rumput JIS sudah muncul sejak laga lawan Bali United. Operan-operan pendek selalu gagal karena aliran bola terhambat.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Pelatih Persija Jakarta, Mauricio Souza, masih mengeluhkan rumput Jakarta International Stadium (JIS). Kali ini, dia menyebut rumput stadion yang berlokasi di Sunter, Jakarta Utara itu seperti pasir.

Souza merasa kondisi rumput di JIS menjadi masalah besar karena menghambat permainan Persija. Ada kalanya mereka ingin membongkar pertahanan rapat lawan, tetapi malah digagalkan kualitas rumput JIS.

"Setiap langkah, rumput terasa seperti pasir. Lawan datang ke JIS, bertahan rapat, dan untuk mempercepat permainan butuh lapangan bagus, tidak bisa dilakukan di JIS," ujar Souza di Persija Training Ground, Rabu (24/9/2025).

1. Cela di antara kemegahan JIS

Laga Persija lawan Malut United di JIS. (Dok. Persija)

Souza tak memungkiri, JIS adalah stadion megah. Secara infrastruktur, stadion ini jadi salah satu yang terindah di Inndonesia. Namun, tak bisa dimungkiri, ada cela besar dari JIS berupa rumput yang tidak bagus.

"Bukan cuma saya yang mengatakan ini, para pemain juga. Mereka tidak suka lapangan JIS. Mungkin stadionnya yang terindah di Indonesia, fasilitasnya bagus, tetapi lapangannya tidak dalam kondisi terbaik," ujar Souza.

2. Persija susah melakukan perubahan skema

Pesepak bola Persija Jakarta Brunno Nunues (kanan) berusaha melewati adangan pesepak bola Bali United Tim Charles Recevuer (kiri) pada pertandingan BRI Super League di Jakarta International Stadium (JIS), Jakarta, Minggu (14/9/2025). (ANTARA FOTO/Fauzan/rwa.)

Mengacu pada liga-liga top Eropa, Souza menilai kualitas rumput lapangan kadang membantu sebuah tim melakukan perubahan skema. Misal, dari yang bermain lambat, sebuah tim bisa main cepat. Pendapat Souza memang benar adanya, karena Pep Guardiola selalu memiliki permintaan khusus kepada manajemen klub yang diasuhnya untuk memotong rumput lapangan dengan tinggi tertentu agar aliran bola bisa lebih stabil.

"Dunia sudah punya standar lapangan, jenis rumput, ukuran sama. Di liga-liga top Eropa, lapangan memungkinkan permainan yang cepat. Di sini, sayangnya, masih ada lapangan dengan rumput bagus dan buruk," kata Souza.

3. Kritik yang selalu muncul sejak laga lawan Bali United

Pesepak bola Persija Jakarta Alan Cardoso (kanan) berebut bola dengan pesepak bola Bali United Maouri Ananda (kedua kanan) pada pertandingan BRI Super League di Jakarta International Stadium (JIS), Jakarta, Minggu (14/9/2025). (ANTARA FOTO/Fauzan/rwa.)

Keluhan soal rumput JIS dari Souza dan para pemain Persija sudah muncul sejak laga lawan Bali United. Souza bersama Rizky Ridho sepakat Persija susah menampilkan permainan taktis di JIS. Operan-operan pendek selalu gagal karena aliran bola terhambat.

"JIS adalah salah satu stadion terindah di dunia. Namun, harus diakui rumputnya justru mengganggu permainan. Kami jadi sulit mengalirkan bola dari kaki ke kaki," ujar Souza dalam sesi jumpa pers selepas laga, Minggu (14/9/2025).

"Di lapangan lain, kami berani satu-dua sentuhan. Tapi, saat main di kandang (JIS) dengan dukungan fans yang luar biasa, Persija kurang berani untuk melakukan itu karena bisa dilihat sendiri, kadang lapangan naik-naik," timpal Ridho.

Editorial Team