Ironisnya, 7 tahun setelah merekrut Cristiano Ronaldo dari Real Madrid, Juventus kini kembali ke Santiago Bernabeu dengan kondisi yang jauh berbeda. Klub yang dulu menjadi raja Serie A kini sudah 5 musim tanpa gelar juara liga hingga terjebak dalam siklus krisis dan perombakan struktural. Pertandingan melawan Los Blancos di pada matchday ketiga Liga Champions 2025/2026 tidak hanya soal hasil, tetapi juga konfrontasi simbolik terhadap masa lalu yang belum selesai.
Kehadiran Ronaldo dulu diharapkan menjadi jembatan untuk mengurangi jarak finansial antara Juventus dan elite Eropa seperti Real Madrid dan Manchester City. Namun, pandemik, kegagalan di Eropa, dan biaya besar untuk mempertahankan pemain bintang justru mempercepat kejatuhan sistemik. Krisis keuangan berujung pada pengunduran diri Presiden Andrea Agnelli dan seluruh dewan direksi pada 2022, serta sederet investigasi hukum atas dugaan manipulasi pembukuan.
Dampak panjang dari era Ronaldo bahkan terasa dalam strategi transfer terkini. Juventus menjual pemain muda Dean Huijsen kepada AFC Bournemouth dengan harga 19,63 juta euro (Rp378,9 miliar), sebelum akhirnya sang pemain dibeli Real Madrid tiga kali lipat dari nilai tersebut beberapa bulan kemudian. Keputusan-keputusan seperti ini memperlihatkan perubahan status Juventus dari pembeli ambisius menjadi penjual pemain potensial demi menyeimbangkan neraca.
Hingga kini, proses hukum terkait klaim gaji Ronaldo masih berlangsung dan keputusan final dijadwalkan pada Januari 2026. Selama sengketa itu belum tuntas, Juventus akan terus menanggung beban ekonomi dan reputasi dari transfer paling ambisius dalam sejarah klub. Bayangan Ronaldo di Turin kini bukan lagi tentang gol spektakuler, melainkan tentang warisan finansial yang mengubah arah klub selamanya.
Di balik semua catatan pahit itu, Juventus kini tengah berusaha membangun kembali reputasinya dengan pendekatan yang lebih hati-hati. Namun, perjalanan panjang bersama Cristiano Ronaldo telah meninggalkan pelajaran berharga, ketika ambisi tidak diimbangi perhitungan finansial yang matang.