Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
laga Iran lawan Amerika Serikat pada Piala Dunia 2022 (instagram.com/usmnt)

Ada pola menarik memasuki matchday ketiga di babak penyisihan grup Piala Dunia 2022. Tidak seperti matchday pertama dan kedua yang diadakan berurutan, laga pamungkas di tiap grup biasanya diadakan pada waktu bersamaan. 

Kebijakan macam ini tidak dibuat semata-mata untuk menambah keseruan dan efek kejut belaka. Ternyata ada sejarah dan kesalahan di masa lalu yang membuat FIFA menerapkannya sampai sekarang setiap kali mereka menyelenggarakan turnamen.

1. Bayang-bayang skandal 1982

pertandingan Austria lawan Jerman Barat Piala Dunia 1982 (fifa.com)

Melansir New Yorker dan Bleacher Report, kebijakan ini diterapkan akibat adanya skandal pada Piala Dunia 1982, Spanyol. Tepatnya pada Grup 2 yang diisi Aljazair, Austria, Chile, dan Jerman Barat. Sampai laga kedua, Austria dan Aljazair berada di posisi pertama dan kedua klasemen sementara dengan sama-sama mengantongi empat poin. Sementara, Jerman baru mengumpulkan dua poin.

Pada laga terakhir penyisihan grup, Austria dan Jerman Barat bentrok di Gijon. Untuk bisa melaju ke fase berikutnya, Jerman Barat harus menang atas Austria. Di sisi lain, Aljazair dan Chile sudah dipertemukan beberapa waktu sebelumnya dan pertandingan dimenangkan Aljazair 3-0. 

Melihat hasil tersebut, munculah ide untuk mengatur kemenangan Jerman Barat atas Austria. Tapi, syaratnya Austria tetap bisa lolos ke fase berikutnya. Caranya dengan mengatur jumlah gol yang tercipta. Hasilnya, Jerman Barat yang sudah mengantongi pundi-pundi gol usai membantai Chile terlihat puas dengan skor 1-0 atas Austria. 

Dengan hasil tersebut, Aljazair pun kalah selisih gol dari Austria dan Jerman Barat sehingga harus memupus asa untuk bertahan di Spanyol. Meski membantah adanya upaya pengaturan skor, banyak kejanggalan yang bisa disaksikan penonton seperti dirangkum New Yorker. Salah satunya, tempo dan gaya permainan yang langsung berubah usai Jerman Barat mencetak satu gol ke gawang Austria.

Tim yang biasanya agresif dan haus gol tiba-tiba tampak puas dengan sehingga tak lagi berniat menambahnya, meski memiliki banyak peluang. Bahkan komentator pertandingan asal Austria dan Jerman Barat tak bisa menahan emosi serta malu melihat fenomena tersebut. 

2. Cegah terulangnya skandal

Editorial Team

Tonton lebih seru di