Berbicara Jakarta Selatan (Jaksel), banyak orang mungkin akan teringat gaya bicara warga Jaksel. Orang-orang gemar mencampur bahasa Indonesia dan Inggris dalam obrolan sehari-hari. Namun, Kotamadya Jakarta Selatan tak hanya soal gaya bahasa yang unik itu.
Sejak menjadi ‘kota baru’ di wilayah DKI Jakarta per tahun 1966, Jakarta Selatan memang berkembang sangat pesat dan menandingi level elite yang dimiliki Jakarta Pusat. Walau berasal dari wilayah yang tumbuh pesat, Jaksel nyatanya tak punya klub sepak bola semewah Persija Jakarta.
Walau begitu, ada nama PSJS di sana. Awalnya, PSJS berdiri karena sang saudara tua, Persija Jakarta, ingin agar pengembangan sepak bola juga menjamah wilayah selatan. Mendapat restu, lalu berdirilah sebuah klub dengan nama Persija Selbar (Selatan-Barat) pada 11 Maret 1975.
Seiring waktu, Persija Selbar lalu berpisah dan masing-masing menjadi PSJS dan Persija Barat (untuk wilayah Jakarta Barat). Perpisahan ini yang mengawali langkah PSJS menjadi klub mandiri.
Walau begitu, PSJS sejatinya mengalami nasib yang sama seperti dialami klub Jakarta lain selain Persija Jakarta, yakni tidak mendapat perhatian memadai.
Namun, ketika klub seperti Persitara Jakarta Utara mengalami masalah eksistensi, PSJS secara luar biasa mampu selamat dan terus ada. Semua itu berkat campur tangan dari Asosiasi Kota (Askot) PSSI Jakarta Selatan.
Di level grassroots, Askot Jaksel rutin mengadakan kompetisi untuk kelompok umur U-11, U-15, hingga U-17. Selain itu, mengusung bendera Askot Jaksel juga, pembentukan tim senior PSJS diinisiasi.
PSJS kini masih eksis di Jakarta Selatan, tapi kini klub tersebut ganti nama jadi Jaksel FC sejak tahun 2022. Jaksel FC kini bermain di Liga 3 Zona DKI Jakarta.
Sebagai klub yang ada di wilayah yang tengah tumbuh pesat seperti Jaksel, klub ini nyatanya masih tertatih. Walau begitu, Jaksel FC masih terus ada dan berjuang menjaga eksistensinya.