Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Luka Elsner (instagram.com/stadedereims)
Luka Elsner (instagram.com/stadedereims)

Ketika Will Still meninggalkan Stade de Reims untuk melatih RC Lens per 1 Juli 2024, orang mungkin menyangka tim itu akan melemah. Ternyata prediksi itu salah, bukannya terbenam di papan tengah, Reims justru makin berjaya di bawah pelatih baru mereka, Luka Elsner.

Ini menarik mengingat Elsner bukan nama baru di sepak bola Prancis. Musim lalu, ia berstatus pelatih kepala klub yang baru promosi dari Ligue 2, Le Havre dan berhasil membuat tim itu bertahan di Ligue 1 pada 2024/2025 walau sempat terseok-seok. Elsner pula yang mengantar Le Havre menjuarai Ligue 2 2022/2023.

Tak pelak, sosoknya pantas buat kita bahas lebih lanjut. Siapa dan bagaimana jejak sang pelatih? Berikut profil Luka Elsner, pelatih yang hampir selalu berjaya bersama tim-tim besutannya.

1. Pelatih spesialis penyelamat tim-tim yang terancam relegasi

Luka Elsner (instagram.com/stadedereims)

Meski fasih berbahasa Prancis, Elsner ternyata berkewarganegaraan Slovenia. Kemahirannya berbahasa datang dari latar belakangnya yang pernah tinggal di Prancis saat kecil. Saat itu, ia mengikuti profesi ayahnya sebagai pemain sepak bola di OGC Nice. Nice adalah klub masa kecil Luka Elsner sebelum ia melanjutkan karier profesionalnya di Slovenia. Itu pula yang menjelaskan kedekatannya dengan Lloris Bersaudara (Hugo dan Gautier). 

Setelah gantung sepatu pada 2012, Elsner kemudian berkarier sebagai pelatih di dua klub lokal Slovenia, NK Domzale dan NK Olimpija. Pada 2017, ia mulai melebarkan sayap ke luar negeri dengan melatih klub Siprus, Pafos FC. Performanya di Pafos sebenarnya tak bagus-bagus amat, tetapi ia berhasil menyelamatkan klub itu dari ancaman relegasi. 

Elsner kemudian menarik minat Union Saint-Gilloise yang saat itu masih bermain di liga kasta kedua Belgia dan butuh pelatih baru setelah hampir saja terdegradasi musim sebelumnya. Ia didatangkan jelang musim 2018/2019 bergulir dan sukses mengantar tim itu bercokol di zona juara Belgian First Division B (liga kasta kedua Belgia yang kini bernama Challenger Pro League). 

Dampak besarnya di Union SG terdengar Amiens SC yang tertarik menggunakan jasanya untuk menyambut musim 2019/2020. Saat itu, Elsner mencatat rekor sebagai pelatih Slovenia pertama di Ligue 1 Prancis. Sayangnya, pandemik COVID-19 menghantam dan memaksa Ligue 1 Prancis berhenti sampai matchday-28. Apesnya, Amiens menduduki peringkat kedua terbawah dan terelegasi otomatis. Amiens sempat mempertahankan Elsner, tetapi akhirnya mendepaknya pada akhir September 2020. 

2. Lihai saat ditempatkan di tim-tim dengan bujet terbatas

Luka Elsner (instagram.com/hac_foot)

Elsner kembali ke Belgia pada Oktober 2020. Ia menerima tawaran dari KV Kortrijk, klub yang lagi-lagi sedang terpuruk di liga domestik. Seperti beberapa klub yang pernah dibesutnya, Elsner berhasil menyelamatkan tim itu dari relegasi. Riwayatnya itu jadi magnet untuk Standard Liege yang pada 2020 mengalami krisis keuangan parah. Elsner menerima tantangan itu dan berhasil menjawab tugas dari manajemen untuk menghindarkan klub dari relegasi. 

Namun, kebersamaannya dengan Standard Liege tidak bertahan lama. Investor asal Amerika Serikat mengakuisisi klub dan memecat Elsner. Ia kemudian mendarat di Le Havre, salah satu klub tertua di Prancis yang selama 1 dekade terakhir berlaga di Ligue 2. Di sinilah Elsner berhasil mencetak sejarah penting untuk klub itu. Dengan pendekatan defensifnya, pelatih asal Slovenia itu sukses menggondol gelar juara Ligue 2 2022/2023 dan secara otomatis membawa Le Havre promosi ke Ligue 1.

Pada musim perdana mereka di Ligue 1 setelah 14 tahun, Le Havre hanya butuh setidaknya bisa bertahan di liga elite Prancis itu. Elsner berhasil mewujudkan target itu walau sempat terseok-seok pada akhir musim. Bahkan Le Havre sempat berada di peringkat 10 besar pada paruh musim 2023/2024. Padahal, Elsner tak punya banyak opsi pemain karena keterbatasan bujet. Kebanyakan pemain Le Havre saat itu adalah free agent yang sudah melewati usia emas dan jebolan akademi.

3. Lanjutkan legasinya di Stade de Reims, klub dengan logistik memadai

Luka Elsner (instagram.com/stadedereims)

Saat ia diumumkan jadi pengganti Will Still di Stade de Reims, tak sedikit yang meragukannya. Maklum legasi Still di Reims memang terlalu kuat untuk dilupakan. Namun, prediksi orang ternyata meleset. Dengan logistik memadai dan opsi pemain warisan Will Still yang lebih solid, Elsner berhasil mengoptimalkan kemampuannya bersiasat di lapangan. Sampai matchday-7, Reims membukukan 4 kemenangan, 2 seri, dan hanya sekali kalah.

Reims saat ini bertengger di posisi 4 klasemen sementara Ligue 1 2024/2025, dua peringkat lebih baik dari RC Lens yang ditukangi mantan pelatih mereka. Salah satu pemain yang bersinar di bawah besutan Luka Elsner adalah Keito Nakamura. Nakamura didatangkan Reims pada Agustus 2023 oleh Still dan musim ini jadi top skor sementara klubnya dengan catatan 4 gol dan 1 umpan. Itu dilakukan Nakamura sambil tetap disiplin bertahan sesuai dengan komando Elsner yang memang jago di sektor itu. 

Jadi penyelamat tim-tim yang terpuruk, mengembalikan kejayaan Le Havre, dan kini berpotensi antar Reims ke Liga Champions Eropa bila konsisten, Luka Elsner harus dapat apresiasi yang semestinya. Ia memang bukan Will Still atau Roberto de Zerbi yang kaya gebrakan, tetapi konsistensinya memberi yang terbaik di tengah keterbatasan jelas bukan skill yang main-main. 

 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team