Luka Elsner (instagram.com/stadedereims)
Meski fasih berbahasa Prancis, Elsner ternyata berkewarganegaraan Slovenia. Kemahirannya berbahasa datang dari latar belakangnya yang pernah tinggal di Prancis saat kecil. Saat itu, ia mengikuti profesi ayahnya sebagai pemain sepak bola di OGC Nice. Nice adalah klub masa kecil Luka Elsner sebelum ia melanjutkan karier profesionalnya di Slovenia. Itu pula yang menjelaskan kedekatannya dengan Lloris Bersaudara (Hugo dan Gautier).
Setelah gantung sepatu pada 2012, Elsner kemudian berkarier sebagai pelatih di dua klub lokal Slovenia, NK Domzale dan NK Olimpija. Pada 2017, ia mulai melebarkan sayap ke luar negeri dengan melatih klub Siprus, Pafos FC. Performanya di Pafos sebenarnya tak bagus-bagus amat, tetapi ia berhasil menyelamatkan klub itu dari ancaman relegasi.
Elsner kemudian menarik minat Union Saint-Gilloise yang saat itu masih bermain di liga kasta kedua Belgia dan butuh pelatih baru setelah hampir saja terdegradasi musim sebelumnya. Ia didatangkan jelang musim 2018/2019 bergulir dan sukses mengantar tim itu bercokol di zona juara Belgian First Division B (liga kasta kedua Belgia yang kini bernama Challenger Pro League).
Dampak besarnya di Union SG terdengar Amiens SC yang tertarik menggunakan jasanya untuk menyambut musim 2019/2020. Saat itu, Elsner mencatat rekor sebagai pelatih Slovenia pertama di Ligue 1 Prancis. Sayangnya, pandemik COVID-19 menghantam dan memaksa Ligue 1 Prancis berhenti sampai matchday-28. Apesnya, Amiens menduduki peringkat kedua terbawah dan terelegasi otomatis. Amiens sempat mempertahankan Elsner, tetapi akhirnya mendepaknya pada akhir September 2020.