Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
logo AC Milan (flickr.com/Scipio83 via commons.wikimedia.org/Maarten Van Damme)
logo AC Milan (flickr.com/Scipio83 via commons.wikimedia.org/Maarten Van Damme)

Intinya sih...

  • Modric tampil konsisten di awal musim 2025/26, dengan rating tinggi dalam berbagai kompetisi seperti Coppa Italia dan Serie A.

  • Adaptasi cepat Modric di Serie A berkat kecerdasan dan kemampuan membaca permainan yang mapan, serta kualitas ekstra dengan kreativitas tinggi.

  • Modric menjadi motor permainan Milan bersama Adrien Rabiot dan Youssouf Fofana, memperkuat lini tengah Rossoneri musim ini.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - AC Milan pernah memiliki istilah klub penampungan pemain-pemain tua. Label itu lekat dengan Milan di era 2007, ketika banyak pemain gaek membela Rossoneri.

Kini, label tersebut mulai muncul lagi di Milan, seiring dengan kedatangan Luka Modric. Namun, istilah gerbong tua tak selamanya buruk. Sebab, saat juara Liga Champions 2006/07, Milan malah dihuni sederet pemain senior. Memang, ada Ricardo Kaka yang kala itu masih muda. Namun, Paolo Maldini dan Clarence Seedorf saat itu juga masih bermain.

Tapi, pengalaman para pemain senior justru biasanya menghadirkan berkah buat Milan. Mereka memberikan kontribusi positif buat Milan. Hal itu juga yang sekarang menimpa Modric. Sempat diragukan, dia jadi kunci di lini tengah Milan.

1. Modric tampil konsisten di awal musim 2025/26

Di awal musim 2025/26, Modric menunjukkan performa yang konsisten bersama Milan. Dilannsr FotMob, Modric sering dapat rating tinggi saat membela Milan di berbagai kompetisi.

Modric dapat rating 6,9 saat lawan Bari di Coppa Italia. Kemudian, dia dapat rating 7,6 kala Milan kalah dari Cremonese. Dia juga sempat dapat rating di atas 8 saat Milan bentrok dengan Bologna dan Lecce, lalu 7,7 kala menghadapi Udinese serta Napoli di Serie A.

2. Kenapa Modric bisa cepat beradaptasi di Serie A?

Pelatih AC Milan, Massimiliano Allegri, tak heran dengan adaptasi Modric yang cepat dan cair. Kecerdasannya membantu Modric buat melakukan hal tersebut. Selain itu, Modric memiliki kemampuan membaca permainan yang mapan.

"Luka adalah pemain yang sangat cerdas. Di Serie A, dia adalah pemain yang memberi Anda kualitas tinggi di depan pertahanan. Dia juga sangat cerdas dalam menutup pertahanan,” ujar Allegri, dilansir DAZN.

Modric mengingatkan Allegri pada Massimo Massimo Ambrosini. Kala melatih Milan di era 2010, Allegri pernah mengandalkan Ambrosini sebagai gelandang bertahan. Bedanya, Modric memiliki kualitas ekstra dengan kreativitas tinggi dan umpan matang.

"Ambrosini juga bagus, ketika saya menempatkannya di depan pertahanan. Kualitasnya kurang, tetapi dia bagus. Nah, Modric punya kualitas ekstra yang menopang permainan kami,” ujar Allegri.

3. Jadi motor permainan Milan

Berkat segala kualitas yang dimiliki, Modric jadi motor permainan Milan bersama Adrien Rabiot dan Youssouf Fofana. Kehadirannya membuat lini tengah Milan yang musim lalu memble, jadi lebih kuat.

Musim 2025/26 masih panjang, dan masih banyak hal yang bisa disumbangkan oleh Luka Modric buat AC Milan. Bukan tidak mungkin juga dia membawa Rossoneri meraih Scudetto, seperti yang dilakukan di Real Madrid.

Editorial Team