Dalam membandingkan Pervis Estupinan dan Theo Hernandez, perbedaan mencolok terlihat dari preferensi dan metode kontribusi mereka di lapangan. Theo dikenal sebagai pembawa bola eksplosif yang gemar melakukan dribel progresif dari wilayah pertahanan ke sepertiga akhir. Sebaliknya, Estupinan lebih mengandalkan efisiensi distribusi dan akurasi umpan silang dalam membongkar pertahanan lawan.
Kapasitas Estupinan sebagai penyedia umpan silang terbukti dengan 119 umpan silang, yang menjadikannya salah satu bek kiri paling aktif dalam aspek ini di Premier League. Dari total tersebut, 34 persen mencapai sasaran. Statistik tersebut membuatnya masuk di persentil ke-90 di antara semua bek kiri di lima liga top Eropa dalam hal akurasi umpan silang.
Tidak seperti Theo yang diberikan kebebasan dalam menggiring bola, Estupinan jarang melakukan dribel 1 lawan 1 (hanya 0,57 per 90 menit), yang membuatnya tampak pasif. Akan tetapi, hal itu merupakan hasil dari penyesuaian taktik di Brighton yang bertujuan mengurangi kehilangan bola di area berbahaya. Sebaliknya, ia lebih memilih bergerak tanpa bola dan memanfaatkan overlap untuk mengirimkan umpan silang ke kotak penalti.
Perbedaan lainnya terletak kepada pendekatan bertahan. Walaupun bertinggi badan 176 cm, Estupinan lebih terukur dalam positioning dan kuat dalam duel udara dengan kemenangan duel udara rata-rata 1,76 per 90 menit. Hal ini menjadi aspek penting, mengingat AC Milan kerap kesulitan saat menghadapi transisi cepat lawan dari sisi sayap. Dengan gaya bertahan yang lebih pragmatis dan solid, Estupinan menawarkan solusi berbeda dibanding Theo yang cenderung lebih ofensif dan riskan dalam bertahan.