Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Harry Kane. (Twitter.com/Squawka)
Harry Kane. (Twitter.com/Squawka)

Jakarta, IDN Times - Manchester City kelimpungan. Di laga perdana Premier League 2021/22, mereka kalah dari Tottenham Hotspur dengan skor tipis 0-1. Dari kekalahan ini, nyatanya tercermin masih ada kekurangan di skuat City musim ini, terutama di sektor penyerang tunggal.

Atas alasan itu, City dikabarkan begitu gencar memburu Harry Kane. Kabar terbaru, meski Tottenham masih bersikeras mempertahankan Kane, City tetap berusaha merayu pemain Timnas Inggris tersebut. Dana segar nan besar sudah mereka siapkan untuk mengangkut Kane.

Dari sini, pertanyaan muncul. Memang, sebegitu perlukan City akan sosok Harry Kane? Apa saja yang bisa Kane berikan buat City sebenarnya?

1. Kane bisa menjadi konduktor serangan City

instagram.com/harrykane

Sepanjang musim 2020/21 lalu, Kane mengalami perkembangan. Dia tidak cuma menjadi penyerang yang andal menyelesaikan peluang. Dia kerap menjadi konduktor serangan Tottenham lewat umpan-umpannya, terutama di area sepertiga akhir lawan.

Kemampuan Kane ini membuat serangan Tottenham menjadi lebih dinamis. Tidak cuma itu, Kane juga mampu melayani winger-winger apik Tottenham, seperti Son Heung Min, Lucas Moura dan Steven Bergwijn. Alhasil, jangan heran Son begitu produktif musim lalu. Ada andil Kane di dalamnya.

Atribut Kane inilah yang dapat menambah tajam serangan City. Di laga lawan Tottenham, terlihat para winger City kesulitan menembus pertahanan Tottenham. Andai Kane ada di situ, dia bisa jadi distributor bola bagi para winger macam Sterling atau Mahrez, sehingga serangan City tak akan tersendat.

Kane juga dapat membantu tugas dari Grealish maupun De Bruyne yang menjadi pengalir bola City dari tengah ke depan. Kecairan serangan tim, yang memang jadi dambaan dari Guardiola, bisa tercipta jika Kane bergabung ke City. Tak heran, City begitu ingin mendapatkan Kane.

2. City baru saja kehilangan penyerang tangguh

Sergio Aguero tes medis di Barcelona. (twitter.com/FCBarcelona)

Musim ini, City kehilangan Sergio Aguero yang memutuskan hijrah ke Barcelona. Memang, mereka masih punya Gabriel Jesus. Namun, Jesus bukanlah sosok pendobrak laiknya Aguero. Dia hanya bisa jadi pemancing bek lawan lewat gerakan-gerakan tanpa bola.

Alhasil, hengkangnya Aguero jadi kehilangan tersendiri bagi City. Nah, kehilangan tersebut bisa terobati dengan hadirnya Kane. Sama seperti Aguero, Kane juga dikenal sebagai pendobrak. Namun, bukan dengan dribel, Kane andal dalam mencari ruang di kotak penalti.

Jadi, selain sebagai distributor bola, Kane juga masih punya kemampuan sebagai goal getter. Dia bisa mendobrak pertahanan lawan karena acap berada di tempat yang tak terprediksi lawan. Kane bisa jadi tujuan umpan-umpan silang yang Mahrez, Sterling, De Bruyne, atau Grealish lepaskan.

Catatan golnya yang banyak bersama Tottenham musim lalu, yaitu 23 gol dari 35 laga Premier League, mencerminkan ketajaman yang masih bersemayam dalam diri Kane. Atribut ini juga akan membuat lini serang City makin tangguh, dan tentunya makin menakutkan.

3. Neville sepakat City butuh Harry Kane

Harry Kane. (Twitter.com/Squawka)

Pengamat sekaligus eks pemain Manchester United, Gary Neville, mengamini bahwa City memang membutuhkan sosok penyerang, dalam hal ini Kane. Dia melihat, nama-nama seperti Jesus ataupun Ferran Torres belum bisa membuat serangan City fleksibel saat ini.

Alhasil, City tetap membutuhkan seorang penyerang, yang akan jadi titik akhir serangan tim. Dari kacamata Neville, orang yang tepat mengisi posisi itu adalah Kane. Dia adalah paket komplet penyerang masa kini yang dibutuhkan City.

"Kane bisa hadirkan perbedaan untuk City. Dia bisa memanfaatkan peluang, mengalirkan bola, atau bermain cepat dengan satu dua sentuhan. Dia juga punya kemampuan duel udara yang bagus. City memang butuh penyerang ciamik seperti Kane," ujar Neville.

Jadi, apakah Manchester City mampu merayu Harry Kane hijrah ke Etihad Stadium? Melihat kebutuhan tim, agaknya mereka benar-benar akan mengusahakan ini terjadi.

Editorial Team