Pada 2005, klub Liga Inggris lainnya, Aston Villa bersedia menampung Djemba-Djemba selama dua tahun. Setelah itu, dirinya kembali dipinjamkan ke Burnley. Tidak mentereng di Inggris, Djemba-Djemba pun menuju Asia dan bergabung dengan Qatar SC selama satu tahun.
Tampil 26 kali dengan tiga gol, Djemba-Djemba kembali angkat kaki. Pada 2008, dirinya kembali ke Eropa dan bermain untuk Odense Boldklub (OB) di Liga Denmark. Nasibnya lebih baik karena bisa bermain empat tahun dengan 102 penampilan. Namun, ketajamannya menurun karena hanya cetak tiga gol.
Angkat kaki dari OB pada 2012, Hapoel Tel Aviv di Israel jadi tujuan berikutnya. 28 kali bermain untuk di Tel Aviv, Djemba-Djemba akhirnya pindah ke FK Partizan di Serbia. Sejak 2013 itu, Djemba-Djemba hanya bertahan satu tahun per tim. St Mirren di Skotlandia pada 2014, lalu Chennaiyin dalam Liga India dalam tahun yang sama.
Dari India, Djemba-Djemba tiba di Indonesia. Tepatnya Persebaya pada 2015. Saat itu, Indonesian Super League (ISL) menyambut Djemba-Djemba bak 'raja' yang pulang. Label pemain termahal dan ternama disematkan padanya. Namun, belum sempat bermain karena sering cedera, Djemba-Djemba dan Persebaya pun berhenti aktif usai ISL dibekukan Kementerian Pemuda dan Olahraga.
Justru dari situ, karier Djemba-Djemba semakin tidak terdengar, ke mana dia?