Mathew Baker dan Zahaby Gholy Tak Dipanggil TC Timnas U-17, Kenapa?

Intinya sih...
Gholy dan Baker masih sibuk, makanya gak dipanggil ke Timnas U-17
Ada sistem promosi dan degradasi di Timnas U-17
Ada sembilan pemain diaspora baru yang dipanggil
Jakarta, IDN Times - Timnas Indonesia U-17 telah memanggil 34 pemain untuk mengikuti pemusatan latihan (TC) jelang Piala Dunia U-17 2025. Banyak wajah baru yang bergabung, tetapi ada dua pemain andalan yang tak masuk daftar panggilan.
Mereka adalah Zahaby Gholy dan Mathew Baker, yang menjadi pilar penting di Piala Asia U-17 2025. Pelatih Timnas U-17, Nova Arianto pun angkat suara terkait alasan kenapa keduanya tak dipanggil untuk bergabung di Bali.
1. Gholy dan Baker masih sibuk
Nova menjelaskan, Baker dan Gholy masih banyak agenda. Baker sibuk bersama Melbourne City U-18, sementara Gholy sedang fokus bersama Liga indonesia All Star untuk Piala Presiden 2025.
Bukan berarti mereka dilupakan Nova. Besar kemungkinan, mereka akan menyusul pada Agustus 2025 mendatang.
"Baker masih ada kegiatan bersama klub. Sementara, Gholy akan fokus dulu di Piala Presiden. Kemungkinan awal Agustus akan bergabung," kata Nova saat dihubungi awak media.
2. Ada sistem promosi dan degradasi
Sebanyak 34 pemain yang dipanggil memang masih skuad bayangan. Nova bakal menyaring pemain potensial, untuk membuat kerangka tim dengan sistem promosi dan degradasi.
"Semua masih ada promosi dan degradasi, karena saya akan melihat kualitas semua pemain, baik dari luar maupun Indonesia. Sebelum kami mengerucutkan tim menuju Piala Dunia, pasti semuanya punya kesempatan yang sama," ujar Nova.
3. Ada sembilan pemain diaspora baru
Nova juga memanggil sembilan pemain diaspora baru untuk mengikuti TC. Mereka adalah Feike Muller (Willem II Tillburg/Belanda), Eizar Jacob (Sydney FC/Australia), Lionel de Troy (US Citta di Palermo/Italia), dan Floris De Pagter (SC Telstar/Belanda).
Ada pula Azadin Ayoub (Elverum FC/Norwegia), Deston Hoop (SC Telstar/Belanda), dan Nicholas (Rosenberg FK/Norwegia), Noha Pohan S (NAC Breda/Belanda), serta Jona Gaselink (FC Emmen/Belanda). Mereka harus bersaing dengan pemain lokal, karena tidak ada perlakuan khusus dari Nova.
"Siapa yang mau bekerja keras, pemain itulah yang akan tampil di Piala Dunia. Termasuk, kami akan melihat status pemain diaspora ke depannya," ujar Nova.