McDonald Mariga Wanyama sebenarnya hampir berseragam Manchester City sebelum bergabung dengan Inter Milan pada Februari 2010. The Cityzens yang saat itu dilatih oleh Roberto Mancini bahkan sudah mencapai kesepakatan dengan Parma. Mereka tidak keberatan untuk menyerahkan uang sebesar 7 juta poundsterling (Rp149 miliar).
Namun, Mariga batal berkarier di English Premier League (EPL) karena tidak mendapatkan izin kerja. Ia tidak memenuhi persyaratan minimum untuk seorang pemain asing. Saat itu, pemain dari luar Britania diharuskan untuk bermain sebanyak 70 persen dari total pertandingan tim nasionalnya dan peringkat negara mereka di FIFA harus berada di posisi 70 teratas.
Mariga memenuhi persyaratan pertama karena sudah mengoleksi 24 caps bersama Kenya dengan tingkat persentase mencapai 75 persen. Namun, ia tidak bisa mengelak dari persyaratan kedua karena Kenya yang saat itu hanya berada di posisi 98. Manchester City sampai mengajukan banding atas keputusan tersebut. Namun, pihak berwenang di Inggris tetap menolaknya.
Padahal, saat itu, Manchester City sangat menginginkan Mariga. Mancini mengungkapkan, sang pemain adalah target utama mereka di antara tiga nama yang sudah disiapkan. Meski begitu, penolakan tersebut nyatanya menjadi sebuah berkah karena Mariga yang meraih treble winners bersama Inter Milan.
Selain McDonald Mariga Wanyama, Kenya masih memiliki sejumlah pesepak bola beken lain. Salah satunya adalah adik dari Mariga sendiri, Victor Mugubi Wanyama. Pemain yang juga berposisi sebagai gelandang bertahan tersebut bahkan pernah merasakan atmosfer final Liga Champions.
Wanyama mencapai babak puncak ajang terbesar antarklub Eropa itu pada 2018/2019 bersama Tottenham Hotspur. Namun, ia gagal menjadi juara usai kalah dari Liverpool dengan skor 0-2. Bahkan, bukan hanya gagal mengikuti jejak sang kakak yang bisa mengangkat trofi Si Kuping Besar, Wanyama juga tidak tampil pada laga ini karena hanya duduk di bangku cadangan.