Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi penganiayaan (IDN Times/Aditya Pratama)

Kerusuhan dalam sepak bola di Indonesia seolah sudah menjadi bumbu. Ada saja kericuhan yang timbul, baik antar pemain, pemain dengan wasit, maupun ofisial dengan wasit. Tak sekadar rusuh, keributan yang terjadi bahkan kerap menimbulkan korban luka, terutama dari pihak wasit. 

Berikut adalah 5 pengeroyokan wasit yang terjadi di Liga Indonesia dalam kurun waktu sebulan terakhir.  

1. Semen Padang vs KS Tiga Naga, wasit dikeroyok hingga lorong ruang ganti

Aksi tak terpuji pertama terjadi pada pertandingan terakhir grup A Liga 2 antara Semen Padang FC melawan KS Tiga Naga. Pertandingan hidup mati menuju degradasi ini berlangsung di Stadion Kaharudin Nasution Pekanbaru, Senin, 29 November 2021.

Kejadian bermula dari aksi protes offisial KS Tiga Naga terhadap waktu tambahan yang diberikan oleh wasit. Waktu 3 menit menurut mereka tak adil, terlebih mereka tertinggal 1-0 dan terancam degradasi ke Liga 3. 

Setelah peluit panjang berbunyi, para pemain dan offisial langsung mengejar wasit hingga ke lorong ruang ganti. Beruntung polisi mengadang mereka. 

2. PSTK Tanjungpinang vs Biram Dewa Tanjungpinang, wasit dikeroyok hingga terjatuh

Peristiwa memalukan lain terjadi pada tanggal 3 Desember. Pertandingan Liga 3 antara PSTK Tanjungpinang dan Biram Dewa Tanjungpinang memakan korban. Pertandingan yang berlangsung pada tanggal 1 Desember itu viral setelah sebuah rekaman 39 detik tersebar di media sosial.

Dalam rekaman itu, wasit yang bernama Wanda Satria diketahui sempat berdebat dengan pemain PSTK. Pedebatan berlanjut di tepi lapangan. Para pemain yang tak puas dengan kepemimpinan Wanda pun mengejarnya.

Tragis, Wanda terjatuh dan jadi bulan-bulanan para pemain. Ia dipukul dan ditendang. Beruntung polisi dan offisial menyelamatkannya menuju ruang ganti.

3. Arema Indonesia vs Madura FC, wasit dicekik

Laga antara Arema Indonesia melawan Madura FC pada babak 32 besar Liga 3 zona Jawa Timur juga diwarnai kericuhan.

Berawal dari gol yang dianulir, pemain Arema Indonesia mengeryok wasit Budi Utomo. Bahkan, sang wasit dicekik oleh beberapa pemain. Mereka protes keras karena lantaran gol itu seharusnya bisa jadi penyama setelah Madura FC unggul 1-0. Beruntung pertandingan masih bisa dilanjutkan. 

Namun, selama pertandingan beberapa kali pemain Arema Indonesia juga melakukan protes kerap tehadap Budi. Puncaknya saat peluit panjang dibunyikan. Mereka mengejar Budi hingga ke pinggir lapangan. 

 

4. Sleman United versus Mataram Utama, wasit dianiaya dan dinjak-injak

Lagi-lagi di Liga 3. Pertandingan final Liga 3 DIY, antara Sleman United versus Mataram Utama pada Rabu (22/12/2021) juga membuat wasit terluka.

Pertandingan mulai panas setelah kiper Sleman United, Firdaus Marga mendapat kartu kuning kedua alias harus meninggalkan lapangan. Beberapa pemain tak terima, bahkan salah satu di antaranya sempat melayangkan tamparan ke arah wasit Ikhsan Prasetya.

Kelebihan jumlah pemain pun membuat Mataran Utama menguasai pertandingan. Mereka akhirnya menang 3-1. Setelah pertandingan, wasit Ikhsan pun dikejar hingga jatuh. Saat itulah ia terlihat diinjak-injak oleh beberapa pemain. 

5. Gasma Enrekenang vs PS Nene Mallomo Sidrap, wasit harus menerima 10 jahitan di kepala

Yang terbaru adalah insiden pengeroyokan wasit di final Liga 3 Sulawesi Selatan, Jumat (24/12/2021). Pada pertandingan yang mempertemukan antara Gasma Enrekenang dan PS Nene Mallomo Sidrap itu wasit Romi bahkan sampai mengalami pendarahan di kepala. 

Tak jelas apa penyebabnya. Namun, sang wasit tampak dikeroyok oleh para pemain PS Nene Mallomo. Setelah terjatuh ia masih menerima injakan dan pukulan. Romi pun akhirnya dilarikan ke rumah sakit dan harus menerima 10 jahitan di kepalanya.

Itu tadi 5 insiden memalukan yang membuat wasit babak belur. Jangan ditiru ya gess!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorKuncoro