Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
WhatsApp Image 2025-09-16 at 14.03.44.jpeg
Komunitas Fotografer Olahraga Indonesia (FOI) menggelar pameran foto bertajuk "Take a Break" di DOSS Megastore Ratu Plaza Senayan, 15–29 September 2025 (Dok. FOI)

Olahraga identik dengan kecepatan, ketegangan, dan persaingan. Namun, di balik itu, ada sisi lain yang jarang diperhatikan: jeda. Jeda bukan hanya tentang berhenti sejenak, melainkan juga kesempatan untuk benar-benar merasakan esensi dari olahraga itu sendiri. Hal inilah yang coba ditawarkan oleh Komunitas Fotografer Olahraga Indonesia (FOI) melalui pameran foto bertajuk “Take a Break”, yang digelar di DOSS Megastore Ratu Plaza Senayan pada 15–29 September 2025.

Pameran ini menampilkan 42 karya dari 21 fotografer yang memotret momen olahraga dari berbagai sudut pandang. Tidak hanya aksi heroik atlet profesional, tetapi juga aktivitas rekreasi, permainan tradisional, hingga interaksi emosional yang kerap luput dari perhatian penonton. Melalui karya visual, FOI ingin mengajak masyarakat melihat olahraga lebih dari sekadar kompetisi, melainkan sebagai cerminan hidup dan budaya.

1. Menangkap keindahan di balik momen singkat

Komunitas Fotografer Olahraga Indonesia (FOI) menggelar pameran foto bertajuk "Take a Break" di DOSS Megastore Ratu Plaza Senayan, 15–29 September 2025 (Dok. FOI)

Ketua pameran, Muhaimin, menjelaskan bahwa “Take a Break” lahir dari keinginan menghadirkan jeda di tengah arus cepat dunia olahraga. Menurutnya, fotografi mampu membekukan momen-momen singkat yang sering kali hanya terlihat sekilas. “Melalui foto, kami berusaha memberikan ruang agar orang bisa benar-benar menikmati keindahan olahraga,” ujarnya.

Pameran ini membuktikan bahwa olahraga bukan hanya tentang skor atau medali, melainkan juga tentang ekspresi wajah atlet, sorakan penonton, dan interaksi di luar lapangan. Dari sebuah foto, penonton bisa merasakan kembali detik-detik yang menegangkan, kegembiraan yang meledak, atau bahkan kesedihan mendalam setelah kekalahan. Inilah yang membuat fotografi olahraga menjadi medium kuat untuk menghadirkan pengalaman emosional yang berbeda.

2. Fotografi olahraga sebagai seni membaca momen

Komunitas Fotografer Olahraga Indonesia (FOI) menggelar pameran foto bertajuk "Take a Break" di DOSS Megastore Ratu Plaza Senayan, 15–29 September 2025 (Dok. FOI)

Kurator pameran, Mast Irham, menegaskan bahwa fotografi olahraga bukan sekadar urusan teknis kamera. Menurutnya, fotografer harus menjadi “pembaca momen” yang andal. “Terlambat menekan shutter, maka momen akan hilang selamanya. Fotografer dituntut mengantisipasi peristiwa yang mungkin terjadi, mempelajari aturan permainan, hingga memahami kebiasaan para pemain,” jelasnya dalam prolog pameran.

Ia menambahkan, banyak foto ikonik justru lahir dari sudut pandang yang tidak biasa—misalnya dari atap arena, balik pagar, atau bahkan dasar kolam. Perspektif unik inilah yang membuat karya fotografi olahraga bukan hanya dokumentasi, melainkan juga seni yang kaya imajinasi. Lewat sudut pandang ini, penonton diajak untuk melihat olahraga dengan cara baru, menemukan keindahan di tempat yang sebelumnya tidak terpikirkan.

3. Mengajak publik menikmati jeda dalam olahraga

Komunitas Fotografer Olahraga Indonesia (FOI) menggelar pameran foto bertajuk "Take a Break" di DOSS Megastore Ratu Plaza Senayan, 15–29 September 2025 (Dok. FOI)

Pameran “Take a Break” bukan sekadar ajang apresiasi bagi para fotografer, tetapi juga undangan bagi publik untuk memandang olahraga dari perspektif berbeda. Di tengah hiruk pikuk pertandingan, ada cerita-cerita kecil yang tetap hidup ketika peluit panjang telah ditiup. Bagi fotografer, cerita itu terbingkai selamanya dalam karya mereka, siap untuk dinikmati kapan saja.

Dengan menghadirkan jeda, FOI ingin menekankan bahwa olahraga tidak selalu harus dipandang dari sisi kompetitifnya saja. Ada nilai-nilai kemanusiaan, budaya, dan estetika yang bisa dirayakan bersama. Pameran ini pada akhirnya menjadi ruang refleksi—sebuah kesempatan untuk berhenti sejenak, meresapi kisah di balik setiap gerakan, dan menyadari bahwa olahraga adalah tentang kehidupan itu sendiri.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team