Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
fourfourtwo.com
fourfourtwo.com

Hasil megejutkan terjadi di leg kedua perempat final Liga Champions yang dimainkan Rabu (11/4/2018) dini hari tadi. Tim Italia, AS Roma di luar dugaan berhasil menyingkirkan tim favorit juara, FC Barcelona.

Padahal, AS Roma sempat dianggap 'sudah mati' usai kekalahan 1-4 pada leg pertama di markas Barcelona, Rabu (4/4/2018) pekan lalu. Yang terjadi, Roma ternyata bisa membuat keajaiban. Bagaimana jalannya pertandingan?

1. Kemenangan Roma diawali gol cepat Edin Dzeko

si.com

Harus menang dengan tiga gol tanpa balas melawan tim sekelas Barcelona, tentunya bukan pekerjaan mudah bagi AS Roma. Pemain-pemain AS Roma ibarat tengah menaiki gunung yang terjal. Namun, AS Roma mampu mengawali pertandingan sulit tersebut dengan cara yang benar.

Roma mampu mencetak gol cepat di menit ke-6 lewat Edin Dzeko. Menyambut umpan jauh Danielle De Rossi dari tengah lapangan, Dzeko berhasil memenangi duel satu lawan satu (One on one) dengan bek Barcelona, Samuel Umtiti lantas menceploskan bola dari jarak dekat, seperti dikutip dari Uefa.com.

Bisa mencetak gol di awal-awal pertandingan tentu saja membuat pemain Roma lebih percaya diri. Meskipun, pertandingan masih lama.

Terlebih, Barcelona yang mengandalkan Lionel Messi dan Luis Suarez, terus menggempur pertahanan Roma dan menciptakan beberapa peluang. Namun, hingga akhir babak pertama, gawang Roma masih steril.

2. Gol penalti De Rossi dan heading Manolas bawa Roma raih kemenangan ala dongeng

eurosport.com

Di babak kedua, Roma semakin bersemangat untuk memburu gol kedua. Di menit ke-58, Edin Dzeko kembali merepotkan pertahanan Barcelona. Penyerang asal Bosnia ini dilanggar Gerrard Pique dan wasit menunjuk penalti.

De Rossi dengan tenang menagrahkan bola ke pojok kiri gawang Barcelona yang gagal dihalau kiper Marc ter Stegen meski sudah bergerak tepat. Dengan unggul dua gol, Roma butuh satu gol lagi untuk bisa meraih kemenangan sempurna.

Dan, di menit ke-82, berawal dari tendangan pojok, sundulan Kostas Manolas kembali menggetarkan gawang Barcelona, 3-0.

Tertinggal tiga gol dan tahu Barcelona harus mencetak gol agar tidak tersingkir, pelatih Barcelona, Ernesto Valverde lantas memasukkan striker Paco Alcacer di menit ke-85 menggantikan Sergio Busquets, serta Ousmane Dembele menggantikan Nelson Semedo seperti dikutip dari Soccerway.com. Namun, hingga laga berakhir, Barcelona gagal mencetak gol.

AS Roma berhasil meraih kemenangan ala dongeng. Kemenangan yang sebelumnya hanya ada dalam angan-angan. Dari tim yang dianggap tidak punya peluang lolos, Roma justru mampu come back dan membuat shock Barcelona yang selama ini acapkali menjadi tim spesialis melakukan come back di Liga Champions.

3. Romuntada, AS Roma lolos ke semifinal Liga Champions

fourfourtwo.com

Media-media di Italia menyebut kemenangan AS Roma atas Barcelona tersebut sebagai "romuntada" alias pembalasan, seperti dikutip dari Football-italia.net. Ya, AS Roma berhasil membalas kekalahan 1-4 di leg pertama.

Kemenangan 3-0 itu membuat agregat menjadi sama kuat 4-4. Namun AS Roma diuntungkan dengan gol away di leg pertama sehingga berhak lolos ke semifinal.

"Kami mencetak tiga gol penting melawan tim yang meraih banyak gelar dalam beberapa tahun terakhir. Malam ini sungguh luar biasa. Atmosfer stadion begitu menggetarkan, dan itu yang membuat kami yakin," ujar gelandang Roma, Radja Nainggolan.

4. Karena Roma percaya pada keajaiban

www.marca.com

Dalam sesi jumpa pers jelang menjamu Barcelona pada leg kedua perempat final, pelatih AS Roma, Eusobio Di Francesco sempat berujar bahwa dirinya masih yakin akan ada keajaiban. Dia tahu persis tantangan seperti apa yang telah menunggu timnya.

Rasanya sangat sulit--untuk tidak menyebut mustahil--bagi AS Roma membalik defisit gol 1-4 di leg pertama. Roma mungkin bisa mencetak tiga gol, tetapi pertahanan mereka akan diteror Messi dkk.  

Namun, mantan pemain sayap Roma di era akhir 90 an masih percaya timnya akan bisa membuat keajaiban. "Kenapa tidak bisa ada keajaiban? Kami memiliki kewajiban untuk memberikan yang terbaik. Kami harus berusaha melakukan sesuatu yang penting, memberikan yang terbaik untuk mempertahankan kebanggaan kami," tegas Eusobio, seperti dikutip dari Marca.com.

Dan yang terjadi, Roma mencatatkan dirinya dalam sejarah Liga Champions sebagai tim yang mampu melakukan kisah come back epik. Yakni tim yang di leg pertama tertinggal lantas bisa membalikkan situasi di leg kedua.

"Kekuatan tim ini karena kami melihat ke depan, tidak mundur. Kami selalu percaya dengan kemampuan kami," ujar Di Francesco.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team