Walaupun kemenangan telat menegaskan mentalitas tangguh, performa Liverpool belum sepenuhnya meyakinkan. The Times mencatat, pada pekan keempat kontra Burnley, Liverpool melepaskan 27 tembakan, tetapi hanya 4 yang mengarah ke gawang. Penguasaan bola sebesar 81 persen tidak otomatis menghasilkan peluang emas, yang menandakan efektivitas serangan masih menjadi kelemahan utama.
Selain itu, performa individu beberapa pemain kunci juga menimbulkan pertanyaan. Mohamed Salah, meski mencetak gol kemenangan, nyaris tidak terlihat selama 94 menit sebelumnya. Ia kalah dalam 5 dari 6 duel individu dan kerap kehilangan bola. Florian Wirtz, rekrutan mahal dari Bayer Leverkusen, juga belum memberikan kontribusi signifikan dan masih tanpa gol dan assist di Premier League. Menurut Sky Sports, ia bahkan memiliki akurasi operan terendah di skuad The Reds pada laga melawan Burnley.
Slot mengakui, timnya masih dalam masa adaptasi setelah perubahan besar dalam skuad. Ia menekankan performa skuad asuhannya akan membaik seiring waktu. Namun, jadwal padat menanti dengan duel menghadapi Atletico Madrid di Liga Champions Eropa 2025/2026, Derbi Merseyside melawan Everton, serta laga besar kontra Manchester United dan Chelsea pada Oktober 2025. Jika terus bergantung dengan gol telat, mereka berisiko kehilangan poin berharga ketika keberuntungan tidak lagi hadir.
Parade kemenangan telat Liverpool menimbulkan kebanggaan sekaligus keraguan. Mereka telah membuktikan mentalitas juara, tetapi masih harus memperbaiki efektivitas serangan dan konsistensi performa individu. Pada akhirnya, pertanyaan apakah ini strategi matang atau keberuntungan yang berulang hanya akan terjawab saat musim memasuki fase penentuan.