Secara angka, catatan Andre Onana di Manchester United memang mengecewakan. Menurut The Athletic, dalam lebih dari 30 penampilan, ia hanya mencatatkan 26 persen clean sheet dan rata-rata kebobolan mencapai 1,4 gol per laga. Angka tersebut menempatkannya di posisi rendah dibandingkan para kiper modern Manchester United lainnya.
Namun, statistik lanjutan menunjukkan sisi berbeda. Berdasarkan data expected goals on target (xGOT), sejak awal 2023/2024 hingga pertengahan 2025, Onana justru mencegah enam gol lebih banyak dari yang seharusnya, yang menempatkannya di posisi lima besar kiper Premier League dalam hal overperformance. Artinya, secara kemampuan shot-stopping murni, ia tetap berada di level atas.
Kelemahan terbesar Onana terlihat pada kurangnya konsistensi dan kegagalannya pada momen-momen krusial. Ia melakukan kesalahan distribusi di Liga Champions 2023/2024 melawan Bayern Munich dan Galatasaray, serta blunder di Premier League 2024/2025 saat menghadapi Nottingham Forest dan Brighton & Hove Albion. Kesalahan fatalnya mencapai puncak ketika ia gagal mengantisipasi tendangan mudah melawan Grimsby Town di Carabao Cup 2025/2026, yang menegaskan rapuhnya performa Onana pada situasi yang berujung gol.
Bisa dibilang, Onana merupakan kiper yang sangat bergantung kepada struktur tim yang solid. Ketika membela Ajax Amsterdam dan Inter Milan, sistem yang rapi membuat kualitasnya tampak menonjol. Sebaliknya, situasi di Manchester United yang tiga kali mengalami pergantian pelatih makin menunjukkan kelemahannya secara gamblang.
Peminjaman ke Trabzonspor bisa menjadi kesempatan untuk memulihkan mental dan menata ulang performa. Dengan atribut distribusi bola, kemampuan sweeping, dan shot-stopping yang masih kompetitif, Onana tetap memiliki potensi sebagai kiper berkelas. Tantangan utamanya yakni membuktikan konsistensi di lingkungan yang lebih stabil dan membangun kembali reputasinya yang runtuh.
Peminjaman Andre Onana ke Trabzonspor mencerminkan kegagalan ekspektasi yang dibebankan kepadanya di Manchester United. Namun, di balik kekecewaan itu, masih ada ruang bagi Onana untuk membuktikan dirinya sebagai kiper top jika ia mampu menemukan stabilitas dan konsistensi.