Ballon d’Or selama ini identik dengan prinsip “pemain terbaik di tim terbaik”. Ousmane Dembele memenuhi keduanya. Ia diakui sebagai pemain paling berpengaruh di tim terbaik Eropa musim lalu. Data Opta Analyst menguatkan hal itu dengan menunjukkan ia berada di persentil ke-100 untuk kreasi peluang dan progresi serangan, serta memimpin daftar pemain top Eropa dalam catatan keterlibatan serangan per 90 menit.
Persaingannya dengan kandidat lain memang ketat. Mohamed Salah, misalnya, mencatat keterlibatan gol terbanyak di Eropa dengan 57 kontribusi, tetapi gagal membawa Liverpool melangkah jauh di Liga Champions. Sementara itu, Lamine Yamal tampil gemilang sebagai remaja 18 tahun yang menginspirasi Barcelona meraih trofi kejuaraan domestik, tetapi tidak mengangkat trofi Liga Champions. Dalam perbandingan ini, Dembele unggul karena menghadirkan kombinasi angka, gelar juara, dan momen krusial yang paling menentukan.
Lebih dari sekadar statistik, musim ini juga menampilkan sisi baru dari Dembele dengan sikap profesional, konsistensi performa, serta kepemimpinan di lapangan. Dari pemain yang dahulu dicap tidak disiplin, ia kini menjadi sosok yang menginspirasi dengan etos kerja dan kematangan. Semua faktor ini membentuk narasi sempurna yang membuatnya layak menerima Ballon d’Or 2025.
Perjalanan Ousmane Dembele merupakan kisah tentang pembuktian dan transformasi diri. Dari pemain yang sempat diragukan, ia kini menjelma sebagai simbol kejayaan PSG sekaligus kandidat paling pantas untuk dinobatkan sebagai pesepakbola terbaik dunia saat ini.