pemain FC Nordsjaelland (instagram.com/fcnordsjaelland)
Tom Vernon menyebarkan prinsip dan gaya pembinaan akademi Right to Dream kepada FC Nordsjaelland. Melalui situs yayasan Common Goal, Flemming Pedersen (Technical Director) dan Will Orben (Head of Education) membagikan beberapa keunikan dari pendekatan mereka.
Beberapa di antaranya adalah penekanan tentang kerja sama tim dan kesadaran untuk memberikan dampak positif kepada lingkungan sekitar. Selain mengembangkan diri, FCN memastikan murid-murid akademi mereka memiliki karakter yang baik dan kemauan untuk memberikan kontribusi balik pada orang-orang di sekitar mereka.
FCN juga memastikan anak didik mereka memiliki pengalaman bermain di berbagai tempat. Tidak hanya fokus pada kenyamanan Eropa, mereka diajak mengicip fasilitas sepak bola di berbagai negara lain di Amerika Latin, Asia, dan Afrika.
Intinya, FCN dioperasikan menggunakan prinsip-prinsip yang mirip dengan organisasi nonprofit. Namun, tetap memastikan pemain dapat pendampingan dan arahan yang cukup untuk menghadapi kompetisi tingkat tinggi.
Agar tetap bisa menjalankan operasional tim, jajaran FCN bisa mengandalkan profit dari transfer pemain binaan mereka. Sejak 2019, FCN berhasil melakukan transfer dengan nominal cukup atas nama Emre Mor (Borussia Dortmund), Muhammed Kudus (Ajax), Andreas Schjelderup (Benfica), Kamaldeen Sulemana (Rennes), dan Simon Adingra (Brighton).
Ini sejalan dengan ucapan Direktur Utama FC Nordsjaelland, Jan Laursen, seperti dilansir The Athletic pada 2021. Menurutnya, prioritas klub adalah memberikan dampak lewat pengembangan pemain muda dengan tetap mempertimbangkan stabilitas keuangan.
Itu jelas bukan opsi populer. Dalam sepak bola dan olahraga secara umum, kuantitas gelar juara adalah prestasi yang paling mudah dihitung dan terlihat.