Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi gantung sepatu bola
ilustrasi gantung sepatu bola (unsplash.com/zelladun)

Intinya sih...

  • Jerome Boateng gagal di Manchester City, hanya bermain 24 kali selama satu musim.

  • Jerome Boateng merasakan masa keemasan bersama Bayern Munich dengan meraih 9 trofi Bundesliga Jerman dan 2 Liga Champions Eropa.

  • Jerome Boateng akhirnya memilih pensiun setelah periode yang sulit usai meninggalkan Bayern Munich dan mengalami masalah pribadi serta hukum.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jerome Boateng mengumumkan kabar besar pada 19 September 2025. Pria yang kini berusia 37 tahun tersebut memutuskan untuk pensiun sebagai pesepak bola. Lewat akun Instagram-nya, mantan bek tengah Timnas Jerman ini menyatakan kini dirinya sudah siap untuk meninggalkan dunia si kulit bundar yang telah memberinya banyak hal.

Berkat karier panjang yang dimulai sejak 2006/2007, Boateng layak untuk disebut sebagai salah satu pemain terbaik dalam sejarah sepak bola. Itu setidaknya tampak dari salah satu koleksi trofinya, yaitu Piala Dunia. Meski begitu, perjalanan Boateng di olahraga ini tidak selalu mulus. Ia pun sering mengalami naik turun. Berikut ulasannya.

1. Jerome Boateng gagal di Manchester City

Lahir di Berlin pada 3 September 1988, Jerome Boateng memulai karier sepak bolanya bersama salah satu akademi di kota kelahirannya, Tennis Borussia Berlin. Talenta istimewanya terlihat ketika klub terbesar di ibu kota Jerman ini, Herta Berlin, memboyongnya pada 2002. Setelah hanya mengukir sebelas penampilan bersama tim utama, Boateng akhirnya meninggalkan Berlin. Ia bergabung dengan Hamburger SV pada musim panas 2007. Di Hamburg, pemain setinggi 1,92 meter itu terus melanjutkan perkembangannya.

Selama 3 musim, ia membuat 113 penampilan, 2 gol, dan 9 assist yang makin menegaskan kualitasnya sebagai pemain muda. Setelahnya, Boateng pun kembali mengambil langkah maju. Ia pindah ke luar negeri untuk pertama kalinya usai menerima tawaran dari Manchester City. Sayangnya, Boateng tidak mendapat kepercayaan yang sama dari klub kaya baru di Inggris tersebut. Sang pelatih, Roberto Mancini, hanya memainkannya 24 kali sepanjang 2010/2011. Ini pun menjadi musim satu-satunya Boateng bersama The Cityzens.

2. Jerome Boateng merasakan masa keemasan bersama Bayern Munich

Melihat talenta Jerome Boateng yang tersia-siakan di Manchester City, klub terbesar di Jerman, Bayern Munich, membawanya pulang pada musim panas 2011. Terbukti, kerja sama keduanya berhasil menghadirkan kesuksesan. Bagi Boateng, masa tinggal di Munich yang berlangsung hingga 2021 bahkan merupakan periode keemasan dalam kariernya. Ia meraih 9 trofi Bundesliga Jerman, 5 DFB-Pokal, 5 Piala Super Jerman, 2 Liga Champions Eropa, 2 Piala Super Eropa, dan 2 Piala Dunia Antarklub.

Boateng bukan sekadar menumpang nama dalam deretan prestasi tersebut. Ia merupakan salah satu pilar kunci dengan catatan 363 penampilan, 10 gol, dan 25 assist. Tidak hanya di klub, Boateng juga menjalani peran yang sama di tim nasional. Ia bahkan ikut membantu mereka menjadi juara Piala Dunia 2014. Pengakuan tertinggi atas kualitas Boateng datang pada 2016. Ia terpilih sebagai pemain terbaik Jerman. Boateng menutup kariernya dengan koleksi 76 caps, 1 gol, dan 5 assist bersama Die Mannschaft.

3. Jerome Boateng akhirnya memilih pensiun setelah periode yang sulit usai meninggalkan Bayern Munich

Meski sudah memberikan kontribusi yang berharga, Jerome Boateng harus menerima kenyataan pahit ketika tidak mendapat perpanjangan kontrak dari Bayern Munich. Klub menilai permainannya sudah menurun. Salah satunya disebabkan cedera yang lebih sering menghampiri. Setelah meninggalkan Bayern Munich, Boateng pun melewati periode yang sulit. Ia berkelana ke Prancis bersama Olympique Lyon (2021—2023, 35 penampilan), Italia dengan seragam Salernitana (2024, 7 penampilan), dan Austria bersama LASK (2024—2025, 14 penampilan).

Tidak hanya di lapangan, Boateng juga mengalami masalah di kehidupan personalnya. Ia terlibat kasus hukum akibat kekerasan yang dilakukan kepada mantan pasangan pada 2018. Meski itu terjadi ketika masih membela Bayern Munich, tetapi proses persidangan baru dimulai pada 2021 dan benar-benar selesai pada 2024. Pada akhirnya, Boateng diharuskan memberikan donasi sebesar 100 ribu euro (Rp1,9 miliar) kepada badan amal serta akan mendapat denda sebesar 200 ribu euro (Rp3,8 miliar) jika mengulangi pelanggaran yang sama.

Di LASK, Jerome Boateng sebetulnya menyisakan kontrak sampai 2026. Namun, pada Agustus 2025, mereka sepakat untuk mengakhiri kerja sama lebih awal. Ketika itu, Boateng sempat menyatakan bahwa dirinya tengah mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan baru. Pada 19 September 2025, Boateng justru mengumumkan keputusannya untuk pensiun.

Kini, menarik untuk menanti langkah selanjutnya dari Boateng. Apakah ia akan tetap berkecimpung di sepak bola atau benar-benar meninggalkan dunia ini. Namun, potensi Boateng untuk melanjutkan karier sebagai pelatih sangatlah besar. Sebabnya, ia sudah memiliki lisensi B UEFA. Boateng menjalani kursus kepelatihan saat masih bermain untuk LASK.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team