Sesampainya di London, tiket untuk laga lawan Barcelona belum juga di tangan. Kang Dayat lalu berselancar di dunia maya mencari tiket dari calo dengan penuh kehati-hatian. Sempat tertipu sekali, singkat cerita, ia akhirnya mendapat tiket untuk laga prestisius ini.
"Saya menghindari membeli di situsweb seperti stubhub dan sejenisnya, karena banyak kasus penipuan. Ya gerilya saja nyari di grup-grup Facebook dan di Twitter. Sempat deal dengan seller untuk dua tiket di The Kop, harganya murah. Sudah siap transfer via Paypal, ternyata batal, biasa, ada saja alasan macam-macam," cerita Kang Dayat.
Beruntung baginya, ia bertemu seseorang di Twitter keturunan Pakistan yang punya sisa dua tiket. Sang pria ini juga mengatakan bersedia untuk cash on delivery (cod) di depan Anfield sebelum laga mulai.
"Ketemu pria Pakistan, dia minta uang muka 50 paun, sisanya dibayar waktu cod di Anfield. Ya jadilah itu hari pertandingan, kami ke Anfield dan tiket masih belum di tangan. Dua jam sebelum laga, dia datang. Basa-basi sebentar soal puasa, karena ia kebetulan juga puasa. Akhirnya dapat dua tiket, ya walau harganya tiga kali di atas harga resmi," ujarnya lagi.
Tak butuh waktu lama, Kang Dayat dan kawannya lantas masuk ke Anfield di tribun atas. Meski sudah pukul 19.30 waktu sana, tapi belum jam berbuka puasa dan membuatnya kelaparan di dalam stadion.
"Saya yang penting bisa masuk. Sampai di dalam perut keroncongan, sudah setengah 8 malam tapi di Liverpool buka puasa jam 9 malam. Saya waktu itu nothing to lose, sudah gak berpikir hasil laga. Mau menang, mau kalah, mau lolos atau gak, yang penting akan nonton laga lawan Barcelona di Anfield," lanjutnya lagi.