Sebenarnya ini bukan merupakan momen yang patut dibanggakan. Sebaliknya, ini adalah catatan buruk dalam sejarah persepakbolaan Tanah Air dan Asia Tenggara.
Dalam Piala Tiger 1998 (kini Piala AFF), Indonesia dan Thailand tergabung dalam Grup A. Sama-sama sudah memastikan lolos ke fase berikutnya, kedua tim menggelar partai terakhir untuk menentukan siapa yang berhak menjadi juara grup.
Nah, baik tim Garuda maupun Gajah Putih agaknya ogah bertemu Vietnam di babak empat besar. Meski berstatus sebagai runner up Grup B di bawah Singapura, namun performa Vietnam saat itu memang moncer dan sangat menakutkan, terlebih mereka berstatus sebagai tuan rumah.
Jika Thailand hanya butuh hasil seri agar bisa menjadi runner up Grup A dan terhindar dari Vietnam, maka Indonesia harus kalah. Karena itu, pertandingan di Stadion Thong Nhat yang awalnya berjalan seru, menjadi tidak normal.
Miro Baldo Bento dan Aji Santoso mampu mencetak gol bagi Indonesia, sedangkan Thailand membalas via Krisada Piandit dan Therdsak Chaiman. Kedudukan normal 2-2 bertahan hingga menit ke-90, dan akhirnya insiden memalukan itu terjadi.
Palang pintu Indonesia, Mursyid Effendi, dengan sengaja menendang bola masuk ke gawang sendiri. Kiper Kurnia Sandy hanya terdiam, dan akhirnya Timnas Garuda sukses menjalankan misi menjadi runner up dan terhindar dari Vietnam.
Nahasnya, Indonesia dan Thailand justru sama-sama tersingkir di babak semifinal. Sebaliknya, Singapura, yang sebelumnya dianggap sebelah mata, membuat kejutan dengan menumbangkan Vietnam 1-0 di partai akhir.
Pertandingan janggal itu pun menjadi perhatian serius FIFA. Setelah melakukan investigasi, badan sepakbola tertinggi dunia memutuskan menghukum Mursyid Effendi larangan bermain sepak bola di pentas internasional seumur hidup, sedangkan Indonesia dan Thailand dihukum denda masing-masing 40 ribu dolar AS.
Masih ada momen-momen lain sepanjang dekade 1990-an yang terus diingat. Ludah Frank Rijkaard untuk Rudi Voller pada Piala Dunia 1990, gol Dennis Bergkamp ke gawang Argentina di Piala Dunia 1998, final Liga Champions 1993/1994 antara AC Milan vs Barcelona, atau selebrasi tarian perut Roger Milla, misalnya.
Kalau kamu, mana yang jadi favorit?