Pelatih legendaris Indonesia, Benny Dollo. (IDN Times/Herka Yanis).
Saat jadi pelatih Timnas pada 2010, Benny pernah mengeluarkan anekdot mengenai performa Bambang Pamungkas. Anekdot ini bernada sindiran, sekaligus mencerminkan kecerdasan taktik dari Benny.
Selepas laga Kualifikasi Piala Asia 2011 lawan Oman, Benny sempat berujar bahwa dia ingin Indonesia main dengan skema serangan balik. Namun, minimnya koordinasi membuat Bepe, sapaan akrab Bambang, seperti terisolasi.
Alhasil, Benny mengibaratkan Bepe seperti layangan putus. Dia menyindir para pemainnya yang tak mampu tampil secara tim, sehingga membuat Bepe kesulitan mencetak gol.
"Dengan sembilan pemain yang menjaga area gawang, otomatis Bambang sendirian di garis depan, sehingga waktu kami dapat bola, Bambang tidak dapat support yang bagus dari pemain tengah,” ujar Benny kala itu.
Anekdot ini jadi cermin kecerdasan taktik dari Benny. Dia paham, melawan Oman yang superior, cara main macam ini bisa membuat Indonesia menyengat balik. Sayang, itu urung terjadi.
Selain itu, Benny juga adalah sosok yang pandai memotivasi tim. Legenda Timnas Indonesia, Firman Utina, mengenang kata-kata Benny ketika laga final Copa Indonesia antara Persija lawan Arema, yang berkesudahan dengan kemenangan Arema.
"Om Benny bilang ke pemain, silakan kalian lihat di tribune. Pasti istri atau keluarga kalian tidak akan terlihat karena tenggelam oleh puluhan ribu penonton. Tapi, mereka tentu berdoa dan berharap kita menang. Buat mereka bangga dan bahagia," ujar Firman menengan Benny Dollo.
Para pemain Arema pun tampil menggila di laga itu. Firman mencetak hat-trick, yang salah satunya dicetak lewat aksi solo run yang sempat disamakan dengan gol solo run Ryan Giggs untuk Manchester United.